Presiden Jokowi Sebut PSBB Total Anies Tak Efektif Tekan Covid-19, Menkeu Ikut Buka Suara

- 12 September 2020, 10:40 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). /Kolase Dok. Pikiran Rakyat dan ANTARA

RINGTIMES BANYUWANGI - Di tengah ramainya pro kontra PSBB total Anies Baswedan, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) atau komunitas lebih efektif dalam menjalankan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. 

"Presiden menekankan, berdasarkan pengalaman empiris dan pendapat ahli sepanjang menangani pandemi COVID-19, Pembatasan Sosial Berskala Mikro/Komunitas lebih efektif menerapkan disiplin protokol kesehatan," ujar Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, kepada wartawan, Jumat 11 September 2020. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci terkait PSBM.

Dilansir dari Watra Ekonomi, Gubernur DKI Jakarta tersebut menjelaskan PSBB total ini kembali diterapkan seperti semua aktivitas di Jakarta akan dibatasi, termasuk perkantoran yang mesti menerapkan kerja jarak jauh atau work from home (WFH), berlaku mulai 14 September 2020 mendatang.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Tidak Ada Korban Meninggal Akibat Covid-19 di Kanada

Di sisi lain, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi salah satu protokol Kesehatan yang harus dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 (virus corona).

Akan tetapi di balik itu, menurutnya PSBB, terlebih secara total, justru akan memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian.

Disebutkan, PSBB total berdampak pada kontraksi perekonomian tidak hanya di Indonesia tapi hampir seluruh negara di dunia.

Baca Juga: Cara Cek Penerima BLT Rp500 Ribu Kemensos, Apakah Anda Salah Satunya?

"PSBB atau bahkan di berbagai negara mereka melakukan penutupan total atau lockdown memberikan dampak yang luar biasa serius terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat," ujarnya dalam penyambutan mahasiswa baru ITB yang dikutip Sabtu 12 September 2020.

Dia menambahkan, di Indonesia PSBB mulai dilakukan sejak awal Maret lalu sehingga perekonomian langsung terkontraksi. Pada kuartal II-2020, perekonomian terkontraksi hingga minus 5,32 persen.

"Indonesia melakukan PSBB terutama pada awal terjadinya covid yaitu pada Maret, April, Mei maka kita melihat dampak sosial ekonomi langsung signifikan. Perekonomian kita pada kuartal II mengalami kontraksi yang cukup dalam," kata dia.

Baca Juga: 4 Tips Mudah Bakar Kalori dalam Tubuh, Salah Satunya Bersih-bersih Rumah

Seperti diketahui kontraksi yang dalam ini terjadi karena saat PSBB diterapkan semua aktivitas perekonomian terhenti. Bahkan terjadi PHK besar-besaran di berbagai perusahaan karena tidak adanya kegiatan produksi.

"Jadi covid-19 memberikan dampak luar biasa dari sisi sosial, dimana kemiskinan dan juga munculkan pemutusan hubungan kerja," ujar Sri Mulyani, dikutip dari Galamedianews.com.******

Editor: Galih Ferdiansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah