BMKG Imbau Potensi Mega Tsunami di Sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, Warga Diimbau Waspada

- 21 September 2020, 21:17 WIB
Ilustrasi Tsunami besar yang berpotensi terjadi di Pantai Selatan Jabar dan Jatim, setinggi 20 meter.
Ilustrasi Tsunami besar yang berpotensi terjadi di Pantai Selatan Jabar dan Jatim, setinggi 20 meter. /pexels/GEORGE DESIPRIS

RINGTIMES BANYUWANGI – Prediksi akan terjadi Tsunami oleh para ahli mengimbau warga yang bermukim di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa untuk lebih waspada.

Dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk, ada baiknya memaksimalkan supaya tetap berada pada posisi yang dirasa aman.

Berdasarkan hasil riset menunjukkan terdapat zona memanjang di antara pantai selatan Pulau Jawa dan Palung Jawa yang hanya memiliki sedikit aktivitas kegempaan.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Mantrasukabumi.com dengan judul BMKG: Waspada, Potensi Mega Tsunami di Sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Untuk itu, bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang Pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur diimbau lebih waspada kemungkinan potensi tsunami.

Diketahui, hal tersebut disebabkan oleh pecahnya segmen-segmen megathrust jalur sepi gempa (seismic gap) di Samudera Indonesia secara bersamaan.

“Tinggi tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur,” kata Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro sebagaimana dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dari Mantrasukabumi.com dari RRI pada Minggu, 20 September 2020.

Sri mengatakan, hasil riset menggunakan data gempa dari katalog BMKG dan katalog International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai November 2018, menunjukkan adanya zona memanjang di antara pantai selatan Pulau Jawa dan Palung Jawa yang hanya memiliki sedikit aktivitas kegempaan.

Baca Juga: Ketahui Berapa Lama Virus Corona Dapat Hidup Dalam Tubuh, Berikut Penjelasannya

“Karena itu kami mengidentifikasinya sebagai seismic gap,” ujar Widyantoro lewat keterangan tertulis, Jumat, 18 September 2020 lalu.

Selain itu, tim juga memanfaatkan data GPS dari 37 stasiun yang dipasang di Jawa Tengah dan Jawa Timur selama enam tahun terakhir.

Hasil pengolahan data digunakan sebagai model simulasi numerik tinggi tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa jika terjadi gempa besar.

Jika deformasi GPS yang diamati lebih kecil daripada laju gerak lempeng (defisit slip), area tersebut berpotensi menjadi sumber gempa pada masa mendatang.

Baca Juga: WhatsApp Keluarkan Fitur Baru, Kini Bisa Dipakai di 4 Perangkat Berbeda Sekaligus

Widyantoro menerangkan, pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam studi ini serupa dengan yang digunakan untuk penelitian Palung Nankai di Jepang.

Dengan mengadopsi asumsi ini, area laju gerak lempeng yang tinggi bisa pecah secara terpisah atau bersamaan saat terjadi gempa.

Luas zona defisit slip di selatan Jawa Barat setara dengan gempa bumi bermagnitudo 8.9 dengan asumsi periode ulang gempa 400 tahun sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya.

Untuk periode ulang yang sama, zona dengan defisit slip tinggi di bagian timur setara dengan gempa bermagnitudo 8.8.

Baca Juga: Simak Cara Perawatan Bunga Keladi Agar Tetap Subur dan Kinclong

“Sedangkan jika kedua zona defisit slip tersebut pecah dalam satu kejadian gempa, maka akan dihasilkan gempa dengan kekuatan sebesar Mw 9.1,” kata Widiyantoro.

Untuk memperkirakan potensi bahaya tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, tim melakukan pemodelan tsunami dengan tiga skenario, yaitu pada segmen Jawa bagian barat, segmen Jawa bagian timur, dan segmen gabungan dari Jawa bagian barat dan timur.

Hasilnya antara lain potensi tsunami yang sangat besar dengan ketinggian maksimum 20.2 meter di dekat pulau-pulau kecil sebelah selatan Banten dan 11.7 meter di Jawa Timur.

"Tinggi tsunami bisa lebih tinggi daripada yang dimodelkan jika terjadi longsoran di dasar laut seperti yang terjadi saat Gempa Palu dengan magnitudo 7,5 pada 2018," bunyi hasil riset itu.

Baca Juga: Tak Lagi Online, Cek Cara Daftar dan Syarat BLT Banpres UMKM Rp2,4 Juta

Kajian multidisiplin ini yang mencakup analisis data seismik dan geodetik serta pemodelan tinggi tsunami, kata Widiyantoro, secara jelas mengungkapkan adanya seismic gap di lepas pantai selatan Jawa yang dapat menjadi sumber gempa besar di masa mendatang dengan tsunami yang sangat destruktif.

Hasil studi ini menurut Widiyantoro mendukung seruan untuk menambah instrumen sistem peringatan dini tsunami yang relatif masih jarang untuk area di selatan Pulau Jawa untuk melindungi penduduk yang tinggal di wilayah pesisir.

Tim riset beranggotakan Endra Gunawan, Abdul Muhari, Nick Rawlinson, Jim Mori, Nuraini Rahma Hanifa, Susilo, Pepen Supendi, Hasbi A. Shiddiqi, Andri D. Nugraha, dan Hengki E. Putra.***(Muhamad Nur Firmansyah/Mantra Sukabumi)

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x