Di sisi lain, secara terpisah dengan menggunakan model Probabilistic Data Driven Model (PDDM) COVID-19 indonesia yang disusun oleh Dedi Rosadi bersama alumni FMIPA UGM lain seperti Drs. Joko Kristadi, MSi dan Dr. Fidelis Diponegoro, SSi, MM, diperoleh hasil bahwa puncak pandemi COVID-19 adalah pertengahan November 2020 sampai dengan awal Desember 2020.
Baca Juga: Najwa Shihab Tampilkan Video Kampanye, Luhut Sebut Topiknya Memprovokasi
Dan berakhir di akhir Mei 2021 dengan estimasi total kasus positif sekitar 700 ribu penderita.
Dengan tim lainnya, Dedi Rosadi mengkaji menggunakan pendekatan model kurva Richard dan kurva pertumbuhan logistik.
Hasilnya menunjukkan proyeksi akhir pandemic berada di antara April 2021 sampai dengan awal 2022 dengan kisaran prediksi total penderita sangat mirip dengan hasil dua metode sebelumnya.
Pada saat ini angka penularan berniali 1.07 pada tanggal 23 September 2020. Namun, dengan menggunakan model SIR-Regresi-runtun- waktu dapat disimpulkan terjadi sedikit peningkatan laju infeksi penyebaran COVID-19 yang disertai dengan peningkatan yang cukup tinggi terhadap laju kesembuhan penderita.
Baca Juga: Ketahui Alasan Zodiak Berselingkuh dari Libra hingga Pisces, Bagian 2
Dari hasil prediksi tersebut dapat diambil catatan penting, antara lain:
-Perlunya dilakukan pengendalian penyebaran COVID-19 secara optimal dengan menggencarkan 3T “tracing, testing, dan treatment” pada episentrum utama di Indonesia, yakni: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan Sulawesi Selatan. Serta dilakukan juga pada provinsi lain.
Pada saat ini angka penularan berniali 1.07 pada tanggal 23 September 2020. Namun, dengan menggunakan model SIR-Regresi-runtun- waktu dapat disimpulkan terjadi sedikit peningkatan laju infeksi penyebaran COVID-19 yang disertai dengan peningkatan yang cukup tinggi terhadap laju kesembuhan penderita.