Ancaman Tsunami Tak Hanya di Jawa, Pakar ITB Sebut Zona Subduksi Memanjang dari Sumatra hingga Papua

- 26 September 2020, 13:15 WIB
Daerah Potensi Tsunami di Indonesia.
Daerah Potensi Tsunami di Indonesia. /BMKG

RINGTIMES BANYUWANGI – Kabar potensi tsunami kembali menjadi isu hangat setelah seorang pakar seismologi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkapkan ada ancaman gelombang setinggi 20 meter yang akan terjadi di Pulau Jawa.

Akan tetapi, ternyata potensi tsunami tinggi tak hanya membayangi wilayah sepanjang Pantai Selatan Jawa.

Menurut pakar, ancaman tsunami bisa terjadi di sepanjang zona subduksi yang memanjang dari Pantai Barat Sumatra, JawaBaliMaluku, Sulawesi, dan berakhir di Papua.

Sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com seperti yang dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com, potensi terjadinya tsunami besar di Pulau Jawa diungkap kembali oleh Guru Besar Seismolog ITB, Sri Widiyanto.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Heboh Ancaman Tsunami 20 Meter di Jawa, Pakar ITB: Zona Subduksi Memanjang dari Sumatra sampai Papua

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Dia menyatakan riset yang dilakukannya menguak ancaman tsunami sampai 20 meter di Pantai Selatan Jawa Barat, sedangkan 12 meter di Pantai Selatan Jawa Timur.

Tsunami besar ini akan muncul di wilayah seismic gap atau yang jarang mengalami gempa tektonik di sepanjang zona subduksi.

Masalahnya, zona subduksi tidak hanya ada di Pantai Selatan Jawa, tetapi memanjang dari Sumatra hingga Papua.

Oleh karena itu, potensi bencana serupa juga sebenarnya tersebar di banyak wilayah Indonesia.

Peneliti lain dari ITB, Andri Dian Nugraha menguak wilayah mana saja yang berpotensi dilanda tsunami akibat gempa tektonik.

Baca Juga: Tiongkok Hancur Leburkan 16.000 Masjid di Xinjiang, Buat Peneliti Australia Kaget

"Saya rasa di Indonesia, sepanjang zona subduksi dari pantai barat Sumatra, selatan Jawa, selatan Bali, selatan Maluku, sampai ke utara Sulawesi dan sebagainya, serta Papua daerah utara adalah daerah rawan tsunami," ujarnya dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dari Pikiran-Rakyat.com dari RRI.

Lebih lanjut, Andri menerangkan tsunami akan terjadi saat zona subduksi di bawah laut itu mengalami perubahan formasi.

Perubahan ini menimbulkan gempa dengan magnitudo yang besar dan dangkal. Disebut dangkal apabila titik gempa berada di kedalaman kurang dari 40 kilometer.

Zona subduksi sendiri adalah area yang mempunyai tingkat kegempaan yang sangat tinggi.

Penyebabnya ialah keberadaan dua lempeng tektonik yang bertumbukan dan terus bergerak secara konvergen.

Baca Juga: Berikut Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 10, Beserta Informasi Jadwal Dibukanya

Menurut Andri, gempa yang menyebabkan tsunami bisa dianalisis dengan ilmu seismologi.

Analisis tersebut mempertimbangkan magnitudo, frekuensi, kedalaman, dan mekanisme sumber gempanya.

"Saya kira bisa dilakukan analisis ketika terjadi gempa yang kuat di laut atau di daerah-daerah yang punya potensi perpindahan kolom air," ujar Andri.

Pantai Selatan Jawa sendiri menjadi yang berpotensi mengalami tsunami besar karena tercatat sangat sedikit aktivitas kegempaan di sana.

Hal ini tak perlu ditanggapi dengan ketakutan, namun pencegahan dan mitigasi seperti pemasangan Tsunami Early Warning System (TEWS) harus digalakkan sebagaimana yang sudah dilakukan BPBD Jabar.

Baca Juga: Simak Media Tanam yang Tepat Agar Tanaman Alokasia Tidak Cepat Busuk dan Layu

Masyarakat pun harus tahu berbagai informasi seperti peta jalur evakuasi dan wajib mengikuti simulasi tsunami yang biasa dilakukan setiap tahun sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran Rakyat)

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x