Ketahui 7 Fakta Sarwo Edhie, Mertua SBY yang Tumpas PKI tapi Peluk Anak DN Aidit

- 2 Oktober 2020, 16:12 WIB
Fakta Jenderal Purn. Sarwo Edhie Anti PKI gagal jadi pahlawan nasional /
Fakta Jenderal Purn. Sarwo Edhie Anti PKI gagal jadi pahlawan nasional / /PIkiran Rakyat/

RINGTIMES BANYUWANGI - Sarwo Edhie Wibowo yakni mertua mantan Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berperan penting dalam menumpas G30S PKI.

Dahulunya menjabat sebagai Panglima RPKAD yang kini bernama Kopassus, Sarwo Edhie Wibowo menjadi salah satu pemeran utama penumpas pemberontakan G30S PKI.

Akan tetapi, dengan kebesaran hatinya, siapa sangka jika Sarwo Edhie Wibowo pernah memberi selamat dan pelukan bagi putra Dipa Nusantara (DN) Aidit yang merupakan pemimpin PKI.

Selain hal itu, tentunya banyak hal-hal yang dilakukan Sarwo Edhie Wibowo terkait perannya dalam menumbangkan musuh dalam selimut Indonesia yakni G30S PKI.

Artikel ini sebelmunya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 7 Fakta Sarwo Edhie, Ayah Ani Yudhoyono yang Tumpas PKI namun Peluk Anak DN Aidit

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Keamanan Akun ShopeePay, Simak Caranya

Untuk itu, berikut 7 fakta terkait Sarwo Edhie Wibowo yang mungkin saja belum anda ketahui terkait aksi menumpas pemberontakan G30S PKI.

1. Menolak Ajakan Komandan Cakrabirawa untuk Memberontak

Seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwngi.com  dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dari RingtimesBali.com, Sarwo Edhie sempat dikunjungi Komandan Cakrabirawa Brigjen Sabur untuk bergabung dengan gerakan G30S.

Kala itu, Monumen Nasional (Monas), Istana Kepresidenan, Radio Republik Indonesia (RRI), dan gedung telekomunikasi sudah dikuasai pemberontak bersamaan dengan penculikan enam jenderal.

Sarwo Edhie menolak, bahkan segera mengambil alih RRI Pusat serta Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah dari tangan pemberontak sesuai perintah Soeharto sebagai Panglima Kostrad.

Baca Juga: Tanaman Hias Daun Peperomia, Ketahui Jenis dari yang Imut hingga Eksotis Berikut Ini

2. Memimpin Pembunuhan Massal Pendukung PKI di Jawa Tengah

Usai Jakarta kembali diambil alih, Sarwo Edhie ditunjuk untuk menumpas seluruh simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jawa Tengah.

Sepanjang Oktober-Desember 1965, jutaan orang dibunuh secara keji di Jawa, Bali, dan beberapa bagian Sumatra.

3. Mengakui Jumlah Korban yang Dibantai Gara-gara G30S PKI

Pada 1989, Sarwo Edhie sempat mengungkap jumlah korban pembantaian tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), yakni sekitar 3 juta orang.

4. Sempat Melawan Soekarno sampai Kepung Istana

Setelah pemberontahan, Sarwo Edhie mendukung Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang ingin menurunkan Soekarno karena peristiwa G30S PKI.

Baca Juga: Awas, 7 Benda Ini Dipercaya Bawa Sial jika Ditempatkan di Dalam Rumah, Simak Benda Apa saja

Saat peristiwa supersemar 11 Maret 1966 pun Sarwo Edhie menjadi pemimpin pasukan yang mengepung Istana Merdeka.

5. Dipindahkan ke Sumatra, Lemahkan Pengaruh Soekarno

Pada 1967, Soeharto sudah menggantikan Soekarno menjadi Presiden RI kemudian memindahkan Sarwo Edhie menjadi Panglima Kodam II/Bukit Barisan.

Sarwo Edhie selanjutnya melemahkan pengaruh Soekarno dengan melarang Partai Nasional Indonesia (PNI) di seluruh Pulau Sumatra.

6. Bertemu dengan Ilham Aiditdan Berpelukan

Sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com, Sarwo Edhie bertemu dengan putra DN AiditIlham Aidit dalam pelantikan Wanadri tahun 1981.

Baca Juga: Mempesona, Tanaman Hias Aglaonema Satu Pot dengan Ikan Cupang, Begini Cara Merawatnya

Ilham menjadi satu-satunya yang dipeluk kendati ia tak sadar siapa sebenarnya Sarwo Edhie itu.

Tiga tahun terlewati, Ilham kembali bertemu Sarwo Edhie dan kini keduanya berbicara empat mata dibalik sebuah tebing di Kawah Upas, Gunung Tangkuban Perahu.

Dalam pertemuan itu, Sarwo menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan saat G30S PKI 1965 hanya untuk melaksanakan tugas dan kewajiban.

Ia pun mengakui langkahnya dalam peristiwa tersebut salah, kemudian mengulurkan tangan perdamaian kepada Ilham. Keduanya berjabat tangan dan saling berpelukan kembali.

Baca Juga: Mempesona, Tanaman Hias Aglaonema Satu Pot dengan Ikan Cupang, Begini Cara Merawatnya

7. Sempat Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Sarwo Edhie sempat diusulkan menjadi salah satu pahlawan nasional, namun akhirnya gagal karena ditolak keras oleh anak keturunan korban tahanan politik (tapol) G30S PKI.***(Mahbub Rhidoo Maulaa/Pikiran Rakyat)

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah