Mengharukan, Pertemuan Sarwo Edhie dengan Anak DN Aidit, Ucapan Selamat yang Berakhir Pelukan

- 2 Oktober 2020, 21:41 WIB
Tangkap Layar Ilham Aidit, Anak dari DN Aidit.*
Tangkap Layar Ilham Aidit, Anak dari DN Aidit.* /Tangkapan layar Indonesia Lawyers Club (ILC)/Youtube

RINGTIMES BANYUWANGI - Pertemuan antara Sarwo Edhie Wibowo dengan anak pemimpin PKI DN Aidit, Ilham Aidit, diawali dengan ucapan selamat.

Kemudian saat itu, dilanjutkan dengan sebuah pelukan. Apa pasal?

Tentunya publik tak asing dengan sosok Sarwo Edhie, merupakan salah satu tokoh penumpas Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sedangkan Ilham Aidit sendiri merupakan putra DN Aidit, gembong PKI yang masih membesitkan luka mendalam dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Pada awal Orde Baru tentunya publik diberi tahu bahwa dalang atas Gerakan 30 September 1965 adalah PKI, yang berusaha mengkudeta pemerintahan RI.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Pertemuan Sarwo Edhie dengan Anak DN Aidit, Kawah Upas Jadi Saksi, Ucapan Selamat Berakhir Pelukan

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Keamanan Akun ShopeePay, Simak Caranya

Meski sejak era reformasi berbagai versi berseberangan bermunculan, nama Sarwo Edhie tidak lepas dari penumpasan PKI di Indonesia

Ia memiliki peran yang sangat besar dalam pengganyangan Pemberontakan Gerakan 30 September dalam posisinya sebagai panglima RPKAD (atau disebut Kopassus pada saat ini).

Sarwo Edhie, ayah dari Ani Yudhoyono itu, memeluk Ilham Aidit, dengan Kawah Upas, Gunung Tangkubanparahu, menjadi saksi bisunya.

Kejadian itu dikisahkan berlangsung tahun 1981, ketika Ilham menjadi salah satu kader Wanadri, sebuah kelompok pencinta alam di Bandung, yang akan dilantik Jenderal Purn. Sarwo Edhie.

Dari 72 orang kader Wanadri, hanya Ilham yang dipeluk Sarwo. Hanya mereka berdua yang tahu apa makna pelukan itu.

Demikian nukilan tulisan jurnalis senior Bersihar Lubis, yang mendapatkan penuturan langsung dari Ilham, yang tertuang Harian Umum Pikiran Rakyat.

Baca Juga: Tngkatkan Gairah Seksual Karena Lemahnya Syahwat dengan Konsumsi Buah Tin

Sebagai pemimpin majalah berita MEDIUM, Besihar menerbitkan pertama kali kisahnya di sana pada 2006.

Selanjutnya, kisah ini juga tayang di Pikiran Rakyat tepat pada 30 September 2006, di Koran Tempo, dan ditulis ulang di media lain seperti medanbisnisdaily.com.

Saat Sarwo menyalami dan menepuk bahu Ilham serta melihat namanya di kemeja di bagian dadanya, sejenak kemudian Sarwo memeluk Ilham. 

"Selamat, kamu telah berhasil menyelesaikan pendidikan," kata Sarwo.

Saat pemberontakan disusul pengganyangan PKI bergulir, Ilham baru berusia 5-6 tahunan.

Ketika dewasa, ia tahu siapa sosok Sarwo Edhie, yang kala itu ada di depannya.

Baca Juga: Batik Termahal Capai Rp100 Juta, Simak 3 Jenis Batik Termahal di Dunia

Selaku inspektur upacara, Sarwo Edhie hendak melantik mereka yang lulus sebagai anggota Wanadri

Sarwo tahu bahwa seorang di antaranya adalah Ilham Aidit, putra Dipa Nusantara (DN) Aidit, gembong PKI.

Tiga tahun kemudian, 1984, Ilham bertemu lagi dengan Sarwo EdhieWanadri kembali mendidik anggota baru. 

Kali ini Ilham sebagai komandan operasi dan Sarwo Edhie sebagai inspektur upacara. Upacara dimulai pukul 07.00 WIB. Tapi pukul 06.00 WIB Sarwo sudah datang. 

Sarwo memanggil Ilham dan mengajaknya berjalan ke balik sebuah tebing di Kawah Upas, Gunung Tangkuban Perahu. 

Ilham gugup dalam pertemuan 10 menit itu. Saat itu, Sarwo berkata bahwa dirinya hanya melaksanakan tugas dan kewajiban pada 1965 silam yang diyakininya benar. 

Baca Juga: Simak, Berikut 7 Tanaman Pembawa Berkah dan Kekayaan Bagi Pemiliknya

Tapi setelah peristiwa itu, kata Ilham, Sarwo sadar bahwa yang dilakukannya itu salah. Ilham terpana. Sarwo mengulurkan tangan, dan tangan Ilham gemetar. 

Mereka bersalaman, dan berpelukan seperti tiga tahun silam.

Ilham masih ingat betapa suara Sarwo bergetar. Setelah itu, barulah ia menyadari betapa kabut pagi Kawah Upas yang hening sangatlah dingin. 

"Saya memahaminya. Dan saya bisa memaafkan. Itulah kejadian paling penting dalam hidup saya," kata Ilham. Sejak itu, Ilham makin sering bertemu dengan Sarwo Edhie. Selain sebagai anggota kehormatan Wanadri, Sarwo juga adalah narasumber dalam pelatihan untuk esprit the corps untuk kalangan Wanadri.

"Saya makin mengerti beliau adalah seorang yang sangat setia kepada korps," kata Ilham.

Keakraban Sarwo Edhie dan Ilham berlanjut meski tidak bertemu lagi. Tampak pada saat sebelum pemilihan presiden putaran terakhir pada 2004 lalu.

Baca Juga: Siap Biayai Anak di Kandungan Nadya Mustika, Rizki DA : Siap, Orang Sudah Nikah

Ilham mengikuti silaturahmi yang digagas oleh dai kondang Aa Gym, dan bertemu dengan calon presiden Susilo "SBY" Bambang Yudhoyono, menantu Sarwo Edhie

Ilham datang bersama teman-temannya dari Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) yang terdiri dari anak-anak korban G-30-S, DI/TII, dan sebagainya. 

Dalam pertemuan di pesantren Aa Gym, Ilham membisiki SBY tentang pertemuannya dengan Sarwo pada 1981 dan 1984 silam. SBY memberi respons positif.

"Dengan tangannya yang besar, dia (SBY) memegang paha kiri saya dan dia bilang kita harus menyelesaikan masa lalu, namun dengan cara yang arif," kata Ilham.

Ketika itu, kata Ilham, SBY yang berbaju batik dan berpeci, diapit oleh Aa Gym yang bersorban, sementara Ilham yang mengenakan kemeja lengan panjang.***(Gita Pratiwi/PIkrian Rakyat)

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah