Rumor Vaksin Covid-19 Jadi Penyebab Kematian, Simak Penjelasan WHO

4 Agustus 2021, 12:16 WIB
Beredar rumor vaksin Covid-19 bisa jadi penyebab kematian, Profesor Wiku jelaskan data WHO. /Pexels/Retha Ferguson

RINGTIMES BANYUWANGI – Beredar rumor vaksin Covid-19 disebut mampu jadi penyebab kematian yang akhirnya membuat masyarakat panik.

Rumor ini turut ditanggapi oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 yakni Profesor Wiku Adisasmito dengan data dari organisasi kesehatan dunia WHO.

Rumor jika vaksin Covid-19 jadi penyebab kematian ini akhirnya dibantah dari ahli virologi Prancis, Luc Montaigner.

Baca Juga: UPDATE COVID-19 Rabu, 4 Agustus 2021: Penambahan 978 Kasus Aktif

Montaigner memberikan bantahan kerasnya mengenai isu masyarakat yang sudah divaksin akan menemui kematian dalam waktu 2 tahun.

"Soal pernyataan Luc Montagnier yang menyatakan orang yang divaksinasi akan mati dalam dua tahun adalah tidak benar. Kutipan itu keliru dikaitkan dalam meme berita palsu yang telah beredar," ungkap Wiku Adisasmito saat konferensi pers secara daring, Selasa, 3 Agustus 2021.

Selain itu, Profesor Wiku juga membantah jika vaksin Covid-19 bisa menyebabkan kematian dan membuat varian virus baru bermunculan.

Baca Juga: Tak Cukup Dua Gelombang Covid 19, Denny Darko Ramal Ada Wave Selanjutnya

Data WHO menegaskan jika vaksin Covid-19 tidak membuat Covid-19 kembali bermutasi.

Profesor Wiku juga menjelaskan bagaimana proses mutasi virus yang sebenarnya.

"Pada vaksin, virus yang digunakan sudah dimatikan, jadi virus yang tidak utuh dan virus yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mampu memperbanyak diri dalam tubuh," ungkapnya.

Baca Juga: Indigo Sebut Indonesia Akan Mencapai Titik Indah Pasca Covid 19 pada 2030

Terakhir pemerintah mengajak masyarakat lebih berhati-hati memilah informasi yang benar dan menyesatkan.

"Hoaks dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap upaya penanggulangan pandemi yang dilakukan pemerintah dan bersama masyarakat," ujar Profesor Wiku.

Terkait banyaknya kabar hoaks dan informasi menyesatkan, pemerintah meminta untuk menyaring informasi sebelum memahaminya.***

Editor: Indah Permata Hati

Tags

Terkini

Terpopuler