Senang dan Deg-degan, Para Penonton Seblang Olehsari yang Terkena 'Tundik' Mau Tak Mau Harus Menari

12 Mei 2022, 10:20 WIB
Para penonton yang hadir dalam acara Seblang Olehsari yang terkena tundik harus ikut menari dan tak boleh menolak. /Galih Ferdiansyah/Ringtimes Banyuwangi/

RINGTIMES BANYUWANGI - Seblang Olehsari merupakan tradisi adat di Banyuwangi yang dilaksanakan di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah.

Tradisi ini telah sejak dulu turun temurun diwariskan oleh para leluhur.

Tradisi Seblang Olehsari ini sangat erat kaitannya dengan hal-hal mistis dan magis.

Hal tersebut, karena hampir semua hal yang berkaitan dengan Seblang Olehsari akan dilaksanakan sesuai petunjuk dari roh leluhur.

Baca Juga: Wabup Sugirah Ikut Tundikan di Ritual Adat Seblang Olehsari

Jauh hari sebelum acara dimulai, akan ada seseorang yang kerasukan roh leluhur tersebut untuk mendapatkan petunjuk dan menentukan tanggal tradisi dilaksanakan.

Sunaryo (42) selaku keturunan asli leluhur seblang di Desa Olehsari menyampaikan hal tersebut pada pewarta Ringtimes Banyuwangi, Sabtu, 7 Mei 2022.

"Sebelum acara Seblang Olehsari dilaksanakan, akan ada seseorang yang kerasukan roh leluhur untuk menentukan tanggal, jadi tidak sembarangan ditentukan tanggalnya," ujar Sunaryo.

Baca Juga: Mengenal Seblang Olehsari Part 2, Tradisi Lungsuran, Kembang Dharmo, dan Tundikan

Umumnya, tradisi Seblang Olehsari ini dilaksanakan pada 3 Syawal.

Salah satu hal yang menarik lainnya dalam tradisi seblang ini adalah seseorang yang telah terpilih secara spiritual akan menari dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Ia akan menari sesuai dengan kehendak roh halus yang merasukinya.

Hal menarik lainnya adalah, di penghujung acara akan diadakan tradisi tundikan.

Baca Juga: Mengenal Seblang Olehsari, Tarian Magis Khas Banyuwangi Sebagai Bentuk Syukur Masyarakat dan Bersih Desa

Tundikan ini yakni, si penari seblang menari diatas meja yang telah disediakan dan ia akan melempar sampur ke arah penonton secara acak.

Siapapun yang terkena lemparan (kena tundik) wajib naik ke atas meja dan menari bersama, meski tak pandai menari.

Jika tak berkenan, roh leluhur yang bersemayam dalam tubuh penari akan merajuk.

Setelah penonton naik ke meja, si penari seblang akan mengajaknya berjabat tangan sebelum menari sesuai iringan gamelan dan gendhing (lagu) khas Banyuwangi.

Baca Juga: Kisah Darminto, Pria Asal Madiun yang Rela Jauh-jauh ke Banyuwangi Demi Nonton Seblang Olehsari

Meski tak sedikit orang menghindar saat si penari melempar, namun para penonton lainnya pun sangat antusias akan hal tersebut.

Sebut saja pemuda bernama Kelvin (21) warga Desa Pakis, Kecamatan Banyuwangi, mengaku deg-degan dan merasa senang karena ini kesempatan pertama kali baginya untuk bisa menari bersama si penari seblang.

"Ini pertama kali buat saya, jadi awalnya saya deg-degan, tapi saya senang, karena ini budaya saya sendiri selaku warga Banyuwangi," ujar Kelvin pada pewarta Ringtimes Banyuwangi Rabu, 11 Mei 2022.

Oji (19) warga Desa Lateng, Kecamatan Banyuwangi, yang turut terkena tundik pun merasa senang dapat menari bersama si penari seblang.

"Jujur saya tegang sebenarnya, tapi saya juga cukup happy karena mendapatkan kesempatan ini," pungkas Oji.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler