RINGTIMES BANYUWANGI - Pemerintah pusat mengucurkan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 930 unit rumah pada tahun 2013 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Penerima program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI tersebut tersebar di 49 Desa di 17 kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Bidang (Kabid) Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (PU-CKPP) Suyanto Waspo Tondo Wicaksono melalui Edi Purnomo menjelaskan, BSPS menyasar warga kurang mampu yang memiliki rumah tidak layak huni.
“Total dana BSPS yang dikucurkan mencapai Rp 18,6 miliar bersumber dari APBN,” jelas Edi Purnomo, pada Selasa 12 September 2023.
Edi menambahkan, jika dirinci per unit rumah program BSPS menerima kucuran dana Rp20 juta.
“Dengan perbaikan rumah, diharapkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat semakin meningkat,” jelasnya.
Hingga akhir Agustus 2023, dari total 930 unit rumah yang direnovasi, sebanyak 910 rumah telah selesai dikerjakan.
Sedangkan sisanya, yakni 20 unit rumah saat ini dalam proses pengerjaan.
Edi menyebut, 17 kecamatan yang memperoleh program BSPS tahun ini antara lain Kecamatan Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Genteng, Giri, Glagah, Glenmore, Kabat, dan Kalibaru.
Termasuk juga di Kecamatan Licin, Muncar, Purwoharjo, Rogojampi, Srono, Tegalsari, Wongsorejo, dan Tegaldlimo.
”Program BSPS merupakan bentuk perhatian pemerintah bagi masyarakat berpenghasilan rendah agar memiliki rumah layak huni dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutur Edi.
Penerima bantuan program BSPS adalah masyarakat berpenghasilan rendah serta memenuhi sejumlah kriteria sesuai ketentuan.
Seperti tercatat sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki tanah dengan bukti kepemilikan yang jelas dan sah, memiliki rumah yang tidak layak huni berdasar verifikasi lapangan, belum pernah memperoleh bantuan sejenis, dan bersedia berswadaya.
Seperti diketahui, terhitung sejak tahun 2019 hingga 2023, Banyuwangi mendapat program BSPS sebanyak 5.120 unit rumah.
Dengan rincian pada tahun 2019 sebanyak 440 unit, tahun 2020 sebanyak 1.265 unit, tahun 2021 sebanyak 1.204 unit, tahun 2022 sebanyak 1.281 unit, tahun 2023 sebanyak 930 unit.
”Harapannya bisa menurunkan angka kemiskinan. Indikatornya adalah berkurangnya rumah tidak layak huni serta memberikan stimulan kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas rumahnya,” pungkas Edi.***