RINGTIMES BANYUWANGI – Prof Zubairi Djoerban mengungkap gejala baru Covid-19 yang mirip sariawan.
Covid-19 terus memunculkan varian-varian baru dengan gejala baru yang juga semakin bervariasi.
Melalui virus Covid-19 pada gejala-gejala baru maka Prof Jubairi Djoerban yang merupakan Dokter Spesialias Penyakit Dalam mengungkap gejala Covid-19 yang baru tampak seperti sariawan.
Baca Juga: Cara Ruqyah Mandiri untuk Meringankan Efek Covid 19 dengan Al Quran
Mirip sariawan, dokter dari Universitas Indonesia tersebut mengatakan jika paparan virus Covid-19 bisa tampak seperti sariawan.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof Zubairi Djoerban melalui akun media sosialnya yakni Twitter.
“Kini, ada gejala baru Covid-19 yang menyerupai sariawan,” tutur Prof. Zubairi Djoerban, dikutip dari akun Twitter @ProfesorZubairi.
Baca Juga: dr Zaidul Akbar Ungkap Efek Membaca Al Quran Terhadap Virus Covid 19
Menurut Prof Zubairi Djoerban, sebaiknya dipahami mengenai cara membedakan sariawan biasa dengan sariawan penanda gejala Covid-19 yang baru.
Banyak juga yang menanyakan hal tersebut kepada Prof Zubairi Djoerban yakni mengenai membedakan sariawannya.
“Pertama, sariawan itu memang salah satu gejala Covid-19. Tapi, gejala ini ditemukan pada sedikit pasien,” kata Prof. Zubairi Djoerban.
Baca Juga: Ramuan Herbal Antivirus ala dr Zaidul Akbar, Cocok Dikonsumsi di Masa Pandemi Covid-19
Dari data yang ketahui Prof Zubairi Djoerban mengatakan sebanyak 20 persen saya orang yang merasakan gejala sariawan tersebut sebagai gejala baru Covid-19.
“Secara umum, gejala Covid-19 pada mulut itu sebanyak 20 sampai 25 persen,” ujar Prof. Zubairi Djoerban.
Menurutnya, harus dipahami jika sariawan tidak semata-mata menjadi penanda mengalami Covid019 dan harus melakukan pemeriksaan khusus seperti swab.
Baca Juga: Obama Sudah Prediksi Pandemi Covid-19 Sejak 2014, Dunia Tak Percaya
Prof Zubairi Djoerban mengatakan jika sariawan sebagai gejala Covid-19 ditandai dengan demam tinggi, batu yang kering, hingga diare.
“Bisa menduga bahwa itu Covid-19, kalau sariawannya disertai panas tinggi, batuk kering, diare, kehilangan penciuman, dan konjungtivitis,” kata Prof. Zubairi Djoerban.***