Ketua Panitia Petik Laut Muncar, Khoirul Imam mengatakan Petik Laut merupakan warisan budaya leluhur sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang melimpah juga berharap kepada Yang maha Kuasa agar para nelayan diberikan keselamatan dan kemudahan rejeki.
Ia melanjutkan, Berbagai suku bergotong royong menyukseskan gelaran ini menjadi atraksi budaya yang menarik wisatawan.
Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Beragam UMKM, Kuliner hingga Seni Mejeng di Banyuwangi Art Week
"Dengan kolaborasi semua nelayan, alhamdulillah kini petik laut Muncar kembali dengan nuansa ramainya. Ini menandakan Muncar mulai bangkit dari dampak pandemi COVID-19," jelas Imam.
Ritual petik laut muncar sendiri sudah berlangsung setiap tanggal 15 Muharram sejak tahun 1901.
Dan kini tradisi tersebut menjadi atraksi daya tarik wisata tersendiri bagi para wisatawan. Setiap digelar, selalu mendatangkan pengunjung dalam umlah ribuan.
Baca Juga: Kunjungi Banyuwangi, Menteri Bahlil Pesan Tas Bulanan ke Perajin Disabilitas
Bupati Ipuk Fiestiandani yang turut hadir dalam acara tersebut menyambut baik gotong royong nelayan pada pelaksanaan tradisi ini.
Ipuk juga berharap dengan tradisi petik laut para nelayan diberikan keselamatan dan kelimpahan rizki.
"Kalau kita guyub, senang gotong royong dalam hal kebaikan, Inshaallah diberikan keberkahan oleh Allah SWT. Kalau warga guyub, maka rejeki juga akan mengalir dan kita diberikan ketenangan mencari nafkah,” kata Ipuk.