Pesantren di Banyuwangi Tempat Berdirinya GP Ansor Bakal Didaftarkan Jadi Cagar Budaya

- 5 Juli 2023, 17:45 WIB
Tempat Berdirinya GP Ansor Bakal Didaftarkan Jadi Cagar Budaya
Tempat Berdirinya GP Ansor Bakal Didaftarkan Jadi Cagar Budaya /Dian Effendi/

RINGTIMES BANYUWANGI - Pesantren Lateng yang menjadi tempat berdirinya organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, GP Ansor, bakal didaftarkan menjadi cagar budaya.

“Bangunannya sangat luar biasa. Masih original. Apalagi ini merupakan tempat yang bersejarah,” ungkap Endang Prasanti, anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Jawa Timur. Endang menyempatkan diri mengunjungi pesantren tersebut pada 13 Juni 2023 lalu.

Dalam amatannya, Endang meyakini, bahwa pesantren tersebut diduga kuat sebagai obyek cagar budaya. Begitu pula dengan bangunan masjidnya yang terletak dalam satu kawasan. “Tapi, nanti perlu kajian lebih jauh. Apa penetapannya berupa bangunan ataukah kawasan,” sebutnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan siap mendukung pendaftaran Pesantren Lateng menjadi cagar budaya. Menurutnya, pihaknya siap berkolaborasi untuk mengawal inisiatif warga dalam melindungi situs-situs yang bernilai cagar budaya.

“Pada prinsipnya, kami sangat mengapresiasi langkah masyarakat ini dan siap untuk memfasilitasi,” ujar Ipuk.

Kompleks pesantren yang terletak di Jalan Riau, Kelurahan Lateng, Banyuwangi itu diajukan sebagai cagar budaya atas inisiatif Takmir Masjid Kiai Saleh, Dewan Kesenian Blambangan, Komunitas Pegon dan dikawal oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi.

Pengajuan tersebut didasarkan atas dua hal. Yang pertama, adanya fisik bangunan yang masih terjaga orisinalitasnya. Sedangkan yang kedua secara historis, gedung tersebut menyimpan sejarah penting dalam perjalanan bangsa.

“Jika kita lihat, bangunannya masih berarsitektur art deco khas bangunan masa kolonial. Ubinnya dan tembok-temboknya menyiratkan secara kuat,” ungkap founder Komunitas Pegon, Ayung Notonegoro menjelaskan bangunan yang selesai dibangun pada 1918 itu.

Pesantren tersebut juga memiliki sisi historis yang luar biasa. Salah satunya pada 24 April 1934, ditempat tersebut menjadi sidang Majelis Syuriyah Muktamar ke-IX Nahdlatul Ulama. Dalam sidang tersebut, menghasilkan sejumlah keputusan penting. Di antaranya adalah diterimanya Anshoru Nahdlatoel Oelama (ANO) sebagai bagian resmi dari NU.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x