Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Jajaran 99 Inovasi Terbaik se-Indonesia

- 10 Juli 2023, 20:49 WIB
Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Jajaran 99 Inovasi Terbaik se-Indonesia
Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Jajaran 99 Inovasi Terbaik se-Indonesia /Dian Effendi/

RINGTIMES BANYUWANGI – Dua inovasi Banyuwangi masuk jajaran 99 inovasi terbaik dari 3.110 inovasi se-Indonesia hasil seleksi tim panel independen yang ditunjuk Kemenpan-RB. Tim mengapresiasi dua inovasi tersebut saat Bupati Ipuk Fiestiandani mempresentasikannya untuk menuju TOP 45 Kompetisi Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2023.

Dua inovasi Banyuwangi tersebut adalah Lebur Seketi (Layanan Inklusif Peserta Didik Berkebutuhan Khusus dengan Pendekatan Hati), merupakan layanan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).

Inovasi lainnya Simpling (Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Laboratorium Lingkungan), digitalisasi layanan pengujian kualitas lingkungan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan.

Pada sesi pertama, Bupati Ipuk memaparkan tentang Lebur Seketi. Kepada para panelis dijelaskan saat ini semua sekolah di Banyuwangi berkembang menjadi sekolah inklusi yang mendidik ABK.

“Setiap ABK mudah mendaftar di semua sekolah. Tidak lagi harus di sekolah luar biasa. Dengan cara ini, kami berupaya mewujudkan pendidikan yang ramah anak, tidak diskriminatif dan penuh toleransi,” kata Ipuk.

Dalam program ini, sekolah melakukan jemput bola mendatangi rumah calon PDBK untuk melakukan registrasi. Selanjutnya, dilakukan assessmen oleh tenaga psikolog. Sekolah juga membuat modifikasi kurikulum agar para PDBK bisa mengikuti pelajaran seperti siswa lainnya.

PDBK akan mendapatkan pendidikan lifeskill sesuai minat bakatnya. Bahkan setelah lulus, pihak sekolah akan mendampingi dan mengantarkan mereka untuk mendaftar ke sekolah yang diinginkan.

“Inovasi Lebur Seketi telah direplikasi sekolah-sekolah lain di Banyuwangi. Juga telah diadopsi sejumlah sekolah di luar Banyuwangi,” kata Ipuk.

"Saya terkesan dengan inovasi Lebur Seketi. As always, ini luar biasa. Anak-anak berkebutuhan khusus bisa bersekolah di sekolah reguler, dengan kurikulum yang telah disesuaikan. Bahkan mereka didampingi hingga lulus dan mendaftar ke jenjang berikutnya,” ujar Indah Suksmaningsih, salah satu panelis.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x