Berita Hoax Penambahan 77 Pasien Positif Covid dari Klaster Pesantren

24 Agustus 2020, 16:06 WIB
Ilustrasi hoaks. /

Oleh: Much Hasyim*

Berita tentang terpaparnya 77 santri oleh virus Corona, makin hangat dibicarakan masyarakat Banyuwangi. Kabar tersebut tersebar lewat media cetak maupun elektronik.

Meski tidak disebutkan dengan jelas santri dari pesantren mana yang terpapar virus korona hingga sebanyak itu. Namun, fakta di lapangan masyarakat umum mengaitkan berita ini kepada pondok pesantren Darussalam yang terletak di desa Blokagung, Tegalsari.

Pondok Pesantren Darussalam merupakan pondok salafi modern, dengan jumlah santri kurang lebih sebanyak 5000 santri putra maupun putri yang tersebar di beberapa unit.

Baca Juga: Berikut 5 Jenis Produk Paling Laku di Pasaran Tahun 2020

Guna menepis berita miring tentang jumlah santri yang terpapar virus corona yang meresahkan masyarakat hususnya para wali santri, pondok pesantren Darussalam Blokagung mengadakan konferensi pers dengan Pesantren Tangguh SEMERU pada 21 Agustus 2020.

Dari hasil konferensi pers tersebut, juru bicara pondok pesantren Darussalam, Nihayatul Wafiroh, memaparkan kronologi terpaparnya santri dan juga jumlah sebenarnya santri yang terinveksi virus corona.

"Berita tentang Covid bukan merupakan aib, Covid-19 adalah penyakit yang mampu disembuhkan dan pondok pesantren tidak akan menutupi berita tentang Covid-19, saat ini sudah terkonfirmasi 6 santri yang positif corona." Tutur Nihayatul Wafiroh pada konferensi pers pada hari Jum'at.

Baca Juga: Lirik Lagu Pop Dandut Ngawi Nagih Janji oleh Feat

Hasil dari konferensi pers pada hari Jum'at 21 Agustus, juga tertuang dalam surat edaran yang diterbitkan pada hari itu juga.

Pada surat edaran itu tertulis jumlah santri yang terpapar virus korona terkonfirmasi hanya 6 santri, dan kesemua dari 6 santri ini sudah dirujuk ke RSUD Genteng guna menjalani proses perawatan lebih lanjut sejak tanggal 18 Agustus.

Bahkan keenam santri itu sudah dinyatakan sehat, dan pada hari Sabtu malam pihak puskesmas kecamatan Tegalsari menjemput keenam santri itu dari RSUD Genteng.

Baca Juga: Miris, Didesak Ceraikan Jerinx SID, Ini Jawaban Nora Alexandra

Hal ini sesuai dengan pernyataan pers dari Dokter yang menangani keenam santri yang dirawat di RSUD Genteng, Banyuwangi pada 21 Agustus 2020 lalu.

Pihak pesantren menyayangkan kurangnya penanganan yang dilakukan pemerintah Banyuwangi dalam mengatasi Covid-19 di pesantren Darussalam.

"Banyaknya dana yang dikucurkan pemerintah pusat belum mampu dirasakan dalam penanganan Covid-19 di sini, makannya teman-teman yang menjalani isolasi juga dari kosan yang dikelola pesantren." Tutur salah satu pengurus pesantren Darussalam dalam wawancara pada Sabtu malam.

Baca Juga: Perlu Diingat, 31 Agustus Dispensasi Perpanjangan SIM Berakhir

Dari hasil konfirmasi data yang diterbitkan pihak pesantren dengan berita yang beredar di masyarakat, tentang jumlah santri yang terpapar virus corona, terdapat perbedaan jumlah pasien yang cukup besar.

Miskomunikasi antara data resmi yang dimiliki pesantren dengan berita yang beredar luas, memunculkan kebingungan dan juga keresahan masyarakat, khususnya bagi wali santri yang memondokkan anak mereka disana.

"Bagi teman-teman wartawan, untuk mengetahui berita tentang jumlah pasien dan informasi lainnya agar tidak menimbulkan hoax diharapkan bertabayun dengan kami." Imbuh Nihayatul Wafiroh.

Baca Juga: Lirik Lagu Dangdut Birunya Cinta Oleh Dayu AG Feat Kitty Andri

Berita yang tidak berimbang antara data resmi pesantren dengan berita yang disebarkan media online dan stasiun televisi swasta, semakin memperpanas isu politik menjelang pilkada di Banyuwangi.

Salahsatunya diberitakan dalam akun Youtube resmi milik tvOne pada tanggal 22 Agustus, dengan judul "77 Santri di Banyuwangi Terkonfirmasi Positif Virus Covid.

Dengan beredarnya berita hoax tentang 77 santri asal Banyuwangi yang terinveksi virus corona, berpengaruh terhadap kontestasi pilkada di kabupaten Banyuwangi.

Baca Juga: Viral, Putra Mahkota Dubai Rela Mobil Mewahnya Dijadikan Sarang Burung Merpati

Diketahui, kabupaten Banyuwangi akan mengadakan pesta demokrasi pemilihan bupati dan wakil bupati pada akhir tahun ini. Beberapa pasangan kontestan bakal calon bupati dan wakil bupati yang akan menggantikan kepemimpinan Abdullah Azwar Anas mulai bermunculan.

Salah satunya adalah H. Ahmad Munib Syafaat yang diusung partai PKB untuk maju menjadi calon bupati yang notabenenya merupakan jajaran pengasuh dari pondok pesantren Darussalam.

Hal ini memunculkan stigma negatif dari masyarakat hususnya bagi pendukung paslon yang di usung PKB itu, mereka menilai ini sebagai upaya kampanye hitam untuk menurunkan reputasinya dalam kontestasi pilkada kabupaten Banyuwangi kedepan.

Baca Juga: Terapkan 10 Cara Memulai Usaha Rumahan Agar Cepat Sukses

"Berita yang beredar di masyarakat tentang jumlah pasien santri sebanyak itu, tidak sesuai dengan data resmi  yang dimiliki pesantren, ini merupakan upaya kampanye hitam yang dilakukan pihak oposisi." Tutur Farid Syahruddin, timses dari paslon PKB dalam wawancara via WhatsApp pada Sabtu.

Kontestasi pilkada seharusnya menjadi pesta demokrasi yang mampu dirasakan oleh semua kalangan masyarakat, bukan menjadi ajang perebutan kekuasaan yang berujung pada timbulnya permasalahan baru yang meresahkan masyarakat.

"Dalam pilkada yang akan kita jalani, kita masih berdampingan dengan virus korona yang mewabah di kabupaten Banyuwangi. Menyikapi itu semua, kita harus senantiasa menjaga kebersihan dan memperhatikan pola hidup kita dengan mengadaptasi kebiasaan normal baru, disamping itu kita juga jangan sampai terprovokasi oleh berita yang meresahkan masyarakat di tengah rawannya pesta demokrasi." Imbuh Farid.***

 

*) Mahasiswa IAIDA Blokagung

Editor: Galih Ferdiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler