RINGTIMES BANYUWANGI - Metode Amtsilati memiliki daya tarik tersendiri bagi sebuah pesantren.
Ditengah anggapan masyarakat bahwa mempelajari kitab kuning dengan nahwu sharafnya adalah ilmu yang menakutkan karena harus bertahun-tahun mempelajarinya.
Hadirlah metode amtsilati yang menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah pesantren.
Baca Juga: Sastra Sebagai Gaya Hidup dan Kebanggaan Remaja
Karena metode ini merupakan sebuah metode pembelajaran kitab kuning dengan pembelajaran yang praktis dan cepat, serta menghadirkan akselerasi yang menjadi solusi atas pembelajaran nahwu-sharaf tradisional yang stagnan.
Kiai Taufiqul Hakim, penulis Amtsilati sekaligus pengasuh pesantren Darul Falah juga termasuk kiai muda yang produktif.
Semenjak menulis Amtsilati dari tahun 2002 sampai sekarang 2015, dia sudah menulis kurang lebih 150 kitab.
Baca Juga: Ribuan Wanita Turki Melakukan Unjuk Rasa Menuntut Berakhirnya Kekerasan terhadap Perempuan
Selain menulis, ia juga membangun percetakannya sendiri dan memasarkannya sendiri dibantu dengan koordinator di setiap daerah di Indonesia.
Amtsilati lahir, berawal dari kegundahan seorang Taufiq muda yang merasa sulit membaca kitab kuning meskipun ia sudah menghafal Alfiyyah.