10 Syair Sufi Indah dan Mempesona dari Syekh Jalaludin Rumi

- 7 Februari 2021, 16:45 WIB
Ilustrasi syair Sufi dari Syekh Jalaludin Rumi
Ilustrasi syair Sufi dari Syekh Jalaludin Rumi /Pixabay/Katzenfee50/

RINGTIMES BANYUWANGI – Syekh Jalaluddin Rumi atau sering disebut Maulana Rumi adalah seorang tokoh sufi dunia, megajarkan ilmu fiqih, pemberi fatwa dan mendidik manusia.

Rumi juga merupakan seorang tokoh penyair yang lirik-lirik baitnya yang indah dan mempesona. Kini syair dari Rumi ini menyebar ke seluruh dunia.

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari salah satu buku yang berjudul Samudra Rubaiyat, Menyelami Pesona Magis dan Rindu pada Sabtu, 6 Februari 2021, berikut syair indah dari Syekh Jalaludin Rumi.

Baca Juga: Sejarah Syekh Jalaluddin Rumi Seorang Tokoh Sufi

Berikut 10 syair dari Jalaluddin Rumi:

  1. Jika kau memiliki telinga untuk mendengar, Terimalah dengan jelas aku punya kabar; Untuk sambungkan hatimu dengan-Nya, Terhadap diri kau mesti ingkar. – Jalaluddin Rumi
  2. Diamlah, di kala pandangan Menerima terangnya penglihatan: Apa yang mesti diungkapkan dengan kata semua terlihat di sana. – Jalaluddin Rumi
  3. Kecuali manusia menyangkal diri. Dia tak akan sepenuhnya mati, tidak juga menyadari misteri Penyatuan dengan ilahi. – Jalaluddin Rumi
  4. Dengarkanlah, sementara kecapi dimainkan; Tahukah kau apa yang akan ia katakan? “Kemarilah kemari, ikut denganku, akan kutunjukan jalan padamu. Keliru, keliru, kemarilah kau mesti untuk dibawa pulang pada akhirnya. Carilah cari, jalan berkelok mesti kau lalui sampai kau temukan jawaban yang kau cari.” – Jalaluddin Rumi.
  5. Di jalanan cinta, lihatlah! Aku menyala seperti lilin, Momen yang satu itu mungkin selubungi seluruh momen hari-hariku – Jalaluddin Rumi.
  6. Semenjak si cantik yang sangat menyenangkan Memikat hatiku dengan cinta akannya, Dia ubah aku yang tebuang menjadi emas Dengan alkimianya. Dengan ribuan tangan Kucari dia di seluruh daratan, Tetapi dia, dengan tangan terluhur hendak merasa, Menyentuhku dengan tumitnya. – Jalaluddin Rumi
  7. Aku bersumpah dengan penuh sesal: Senyampang aku belum meninggal, Dari jalan yang keras dan sempit ini Aku menyimpang tidaklah bekal. Kini, ke mana pun kuarahkan tatapan, baik itu ke kiri ataupun kekanan, Kekanan ataupun ke kiri, kemana aku memandang Kulihat selalu wajah-Nya yang sangat kucintai. – Jalaluddin Rumi
  8. Cintamu masuk ke dalam hatiku ini, Dan bahagia pun angkat kaki; kembali, dan meletakkan barang bawaan, Lalu kembali ia pun pergi.
  9. Gunung dan aku, Gema sang Kekasih adalah jeritanku; Sebuah citra itulah aku, Kekasih melukiskan sama dengan itu. – Jalaluddin Rumi
  10. Di mana sungai Kawan mengalir, Tiadalah jemu di sana; Kebun mawarnya Mengandung duri tiadalah ada. Sebagian orang mengatakan Ada pintu dari hati ke hati liyan: Pintu apa yang mereka butuhkan, Sedang tiada dinding yang memisahkan?- Jalaluddin Rumi.

Itu tadi syair dari Syekh Jalaluddin Rumi yang memiliki arti sangat mendalam dan menggetarkan jiwa.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x