Baca, Gatal-gatal Hingga Timbul Ruam, 5 Gejala COVID-19 Pada Kulit

1 Mei 2020, 15:48 WIB
/

 

RINGTIMES BANYUWANGI – Berdasarkan sebuah penelitian baru, lima kondisi kulit yang terkait dengan virus corona telah diidentifikasi oleh dokter kulit.

 

Penulis penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of dermatology, mengatakan bahwa dalam beberapa kasus sulit untuk mengetahui apakah kondisi kulit secara langsung disebabkan oleh virus corona atau indikasi komplikasi biasa.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Mirror, masyarakat tidak boleh mendiagnosa diri sendiri terkena COVID-19 berdasarkan gejala kulit karena ruam merah dan gatal-gatal sering terjadi.

Baca Juga: Beredar Surat Pembongkaran dan Perobohan Masjid di Tengah COVID-19

Berikut ini merupakan gejala virus corona di kulit yang harus diwaspadai dan segera panggil ahli medis jika mengalaminya.

1. Gejala Mirip Chilblain

 

Studi ini menemukan bahwa dalam 19 persen dari kasusnya, gejala seperti chilblain diidentifikasi.

 

Lesi ini mempengaruhi tangan dan kaki dan mungkin menyerupai pembengkakan kecil serta gatal.

Baca Juga: Pesan Singkat yang Berujung PHK Tanpa Pesangon di Hari Buruh

Mereka adalah bintik-bintik merah atau ungu kecil yang disebabkan oleh pendarahan di bawah kulit.

Gejala dikaitkan dengan pasien yang lebih muda, berlangsung selama rata-rata 12 hari, muncul kemudian selama COVID-19 dan dikaitkan dengan kasus penyakit yang kurang parah.

2. Erupsi Vesikular

Dalam 9 persen kasus, ahli kulit mengidentifikasi ‘erupsi vesikular’ digambarkan sebagai wabah lepuh kecil, umumnya gatal yang muncul di batang tubuh.

Baca Juga: Terdampak Pandemi COVID-19, Harga Durian Songgon Merosot Sepi Pembeli

Ini juga dapat mempengaruhi anggota tubuh orang, mungkin dipenuhi dengan darah dan bisa menjadi lebih besar atau lebih menyebar.

 

Mereka dikaitkan dengan pasien setengah baya yang berlangsung rata-rata 10 hari, muncul lebih umum sebelum gejala lain dan dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit sedang.

3. Lesi Urtikaria

 

Kondisi ketiga, diidentifikasi pada 19 persen kasus, dinamakan sebagai ‘lesi urtikaria’ yang terdiri dari area kulit berwarna merah muda atau putih yang menyerupai ruam jelatang.

Baca Juga: Hari Buruh Nasional Digelar Secara Virtual, FSPMI Sampaikan Unjuk Rasa

Seperti kami kutip dari artikel berjudul 5 Gejala Virus Corona di Kulit Manusia, dari Gatal sampai Ruam Merah

Dikenal sebagai wheals, ini biasanya gatal dan dapat menyebar ke seluruh tubuh, termasuk dalam beberapa kasus di telapak tangan.

4. Makulopapula

 

Diantara 47 persen kasus makulopapula diidentifikasi terjadi benjolan kecil berwarna merah, rata dan tinggi.

 

Dalam beberapa kasus ini didistribusikan folikel rambut bundar dan memiliki tingkat penskalaan yang bervariasi.

Baca Juga: Setelah Viral, Pemdes Sukojati Banyuwangi Janji Bongkar Rumah Marhamah

Studi ini mengatakan penampilan itu disamakan dengan pityriasis rosea, kondisi kulit tangan umum.

 

Bintk-bintik darah di bawah kulit mungkin juga ada, baik sebagai bintik-bintik atau titik-titik atau pada area yang lebih besar.

Lesi urtikaria ditemukan bertahan rata-rata 6 hari, sementara kondisi makulopapular bertahan rata-rata 8 hari.

Baca Juga: Akhirnya Ventilator Buatan NASA Disetujui FDA untuk Pasien COVID-19

Mereka biasanya muncul pada saat yang sama dengan gejala COVID-19 lainnya, dikaitkan dengan kasus COVID-19 yang lebih parah dan gatal sangat umum.

 

Para peneliti mencatat bahwa lesi makulopapula dan urtikaria sering terjadi dan dapat memiliki banyak penyebab, artinya lesi tersebut mungkin tidak membantu dalam mendiagnosis COVID-19.

5. Livedo atau Nekrosis

 

Kategori kelima dari kondisi livedo tau nekrosis diidentifikasi oleh dokter kulit dalam 6 persen kasus.

Baca Juga: Stok Pangan Aman, Sekarang Masyarakat Bisa Beras Beli Secara Online

Livedo terjadi dimana sirkulasi di pembuluh darah kulit terganggu, menyebabkannya memiliki penampilan merah atau biru bernoda dengan pola seperti jaring.

Nekrosis menggambarkan kematian dini jaringan kulit. Studi tersebut menunjukkan derajat lesi yang berbeda yang menunjukkan pada penyakit pembuluh darah oklusif.

 

Dimana penyempitan atau penyumbatan arteri terjadi, membatasi aliran darah ke area tertentu dari tubuh.

Baca Juga: Sulit Bangun Saat Sahur?, Berikut 5 Tips yang Patut Anda Coba

Kondisi ini dikaitkan dengan pasien yang lebih tua dengan kasus COVID-19 yang parah, meskipun manifestasi penyakit pada kelompok ini bervariasi.

Lesi livedoid dan nekrotik relatif jarang tetapi penulis penelitian mengatakan sulit untuk mengetahui apakah mereka secara langsung disebabkan oleh COVID-19 atau hanya mengindikasikan komplikasi.(Penulis: Galih Ferdiansyah) 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler