Network
Dan stress yang berkepanjangan, dapat menyebabkan peradangan yang menyebabkan resiko terkena penyakit kanker. Dan beberapa teori dinilai, stres dapat meningkatkan resiko orang terkena kanker.
Baca Juga: 3 Penyakit yang Banyak Menyerang Wanita, Waspadai Serangan Jantung
Berikut penelitian terkait, yang menjelaskan apakah stres dinilai efektif berkontribusi untuk meningkatkan resiko kanker.
Satu ulasan tahun 2013 dari 12 studi yang dipercaya menilai stres kerja dan hubungannya dengan risiko kanker. Mereka menemukan bahwa stres kerja tidak terkait dengan risiko kanker secara keseluruhan. Lebih lanjut, stres kerja tidak terkait dengan perkembangan kanker tertentu, seperti kanker prostat, paru-paru, dan payudara.
Namun, sebuah studi 2017 yang lebih baru menyelidiki tingkat dan durasi stres kerja di masa lalu yang dialami oleh lebih dari 2.000 pria yang baru didiagnosis dengan kanker prostat. Ditemukan bahwa stres di tempat kerja dikaitkan dengan risiko kanker prostat yang lebih tinggi.
Baca Juga: Cara Alami untuk Meningkatkan Kesuburan, Salah Satunya dengan Berolahraga
Sebuah studi besar tahun 2016 dari 106.000 wanita di Inggris melihat apakah stres yang sering terjadi atau peristiwa kehidupan negatif memengaruhi risiko mereka terkena kanker payudara. Pada akhirnya, studi tersebut tidak menemukan bukti yang konsisten yang menunjukkan bahwa faktor stres sering menjadi risiko kanker payudara seseorang.
Secara keseluruhan, masih belum ada cukup bukti konklusif untuk secara pasti mengatakan apakah stres menyebabkan kanker atau bahkan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker.
Stres adalah respons alami yang dimiliki tubuh anda terhadap ancaman yang dirasakan. Stres bisa akut atau kronis. Mengalami stres kronis dapat membuat anda berisiko mengalami berbagai kondisi kesehatan, seperti penyakit jantung dan depresi.
Baca Juga: 6 Jenis Kanker yang Harus Diwaspadai saat Berusia 40 Tahun ke Atas
