Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Semua orang pastinya menyukai kulit ayam, akan tetapi mungkin ada yang belum tahu bahaya mengonsumsi kulit ayam secara berlebihan.
Karena, mengonsumsi 100 gram kulit ayam yang dipanggang, terkandung bahaya sekitar 130 mg kolesterol dengan lemak total sekitar 45 gram.
Selain itu jika mengonsumsi kulit ayam digoreng, maka bahaya kandungan lemak dan kolesterol di dalamnya akan lebih banyak.
Oleh karena itu Anda harus membatasi jika mau memakan kulit ayam, jangan sampai berlebihan agar tidak terjadi masalah dalam tubuh Anda.
Baca Juga: 6 Penyebab Sakit Dada Sebelah Kiri, Hati Hati Penyakit Jantung
Berikut adalah bahaya mengonsumsi kulit ayam terlalu berlebihan dilansir dari Kanal Youtube Kunci Sehat pada 19 Juni 2021.
1. Berat badan berlebih
Kulit ayam mengandung banyak kalori, apalagi jika digoreng dengan tepung.
Jadi Anda jangan heran jika mengalami kenaikan berat badan bila sering memakan kulit ayam goreng.
Jika mengonsumsi kulit ayam tidak dibatasi, Anda akan mengalami berat badan yang berlebih atau obesitas.
Kedua kondisi ini kan menyebabkan Anda terkena penyakit kardiovaskular.
Baca Juga: 10 Manfaat Rebusan Serai yang Tidak Terduga, Salah Satunya Mengobati Sakit Jantung dan Stroke
2. Penyakit jantung
Memakan kulit ayam terlalu banyak atau terlalu sering dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung.
Apa lagi kulit ayam dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang tinggi kolesterolnya seperti gorengan.
Hal ini karena kelebihan kolesterol dalam darah dapat mengendap pada dinding pembuluh darah dan dapat membentuk plak.
Plak tersebutlah akan menyebabkan aterosklerosis, yaitu penyempitan pembulu darah arteri.
Jika yang menyempit adalah pembulu darah jantung, maka dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner.
Baca Juga: Sebab Atlet Kena Serangan Jantung Seperti Markis Kido dan Christian Eriksen
3. Stroke
Mengonsumsi kulit ayam terlalu berlebih juga bisa meningkatkan resiko terjadinya stroke.
Prosesnya hampir sama dengan penyakit jantung, akan tetapi jika stroke penyempitanya pada otak.
Kondisi tersebut menyebabkan pasokan darah ke otak berkurang sehingga sebagian jaringan otak tidak mendapatkan suplay darah yang cukup hingga akhirnya terjadi stroke.***
