Musim Hujan Datang Lagi, Dinkes Banyuwangi Maksimalkan Gerakan PSN

- 28 Januari 2023, 14:36 WIB
Ilustrasi gigitan nyamuk betina Aedes aegypti
Ilustrasi gigitan nyamuk betina Aedes aegypti /pexels.com/

RINGTIMES BANYUWANGI- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memperingatkan bahwa puncak musim hujan terjadid pada Januari hingga Februari 2023.

Curah hujan tinggi yang berlangsung hampir tiap hari, selain mengakibatkan potensi bencana alam, juga memperbesar timbulnya peluang penyebaran penyakit, diantaranya demam berdarah dengue (DBD).

Penderita DBD di Kabupaten Banyuwangi cukup tinggi dengan 512 kasus dan 12 kematian per-Desember 2022, yang sebelumnya di tahun 2021 kurang dari 100 kasus.

Jumlah tersebut menempatkan Banyuwangi sebagai salah satu wilayah dengan kasus DBD paling tinggi di Jawa Timur.

Sebagai upaya pencegahan perluasan jangkitan DBD, Dinas Kesehatan Banyuwangi menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) kepada masyarakat.

Baca Juga: Vaksin Booster Kedua di Banyuwangi Diutamakan Untuk ASN

“Diantaranya memeriksa jamban, ke selokan-selokan jangan sampai ada air tergenang,” ungkap Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas kesehatan (Dinkes) Banyuwangi Hadi Sutoyo pada Jumat, 27 Januari 2023.

Selain itu dilakukan gerakan 3M Plus, yaitu menguras tempat-tempat penampungan air, menutup semua tempat penampungan air serta mengubur atau memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.

Plus menghindari gigitan nyamuk dengan menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan, kemudian tidur menggunakan kelambu atau lotion anti nyamuk serta menyalakan obat nyamuk.

Dalam hal ini, disebutkan Hadi bahwa Dinkes Banyuwangi mengaktifkan pula juru pemantau jentik (jumantik) yang kadernya ada di tiap puskesmas.

Baca Juga: Wabah Campak Kembali Menyebar, Dinkes Banyuwangi Wajibkan Imunisasi

Para petugas tersebut biasanya akan mendapat tugas berkeliling di hari Jumat untuk memantau lingkungan sekitar dan mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan kebersihan.

Gerakan yang dinamakan Jumat bersih tersebut pelaksanaannya akan dilakukan oleh petugas kesehatan yang telah dijadwalkan dari Puskesmas.

Untuk diketahui, gejala awal penyakit musiman yang sering terjadi di Indonesia ini disebut cukup menipu karena hampir sama dengan serangan virus biasa, seperti demam mendadak di atas 38 derajat celsius, sakit kepala berat, mual, nyeri otot dan ulu hati.

Namun jika tak segera mendapat penanganan yang tepat dan gejala menjadi lebih berat, maka dapat menimbulkan gejala-gejala lain yang akan melumpuhkan aktivitas penderita.***

 

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x