Mitos Gunung Lawu yang Dipercaya hingga Sekarang

20 Februari 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi mitos Gunung Lawu yang dipercayang hingga sekarang /Tangkapan Layar Youtube/ Fiersa Besari//

RINGTIMES BANYUWANGI – Gunung Lawu, merupakan gunung yang memiliki tinggi 3.265 mdpl. Gunung ini memiliki urutan ke enam gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Gunung Lawu selalu menjadi destinasi andalan para pendaki. Selain medan yang dapat memacu adrenalin, Gunung Lawu memiliki keindahan alam yang sangat memanjakan mata.

Setelah lelah mendaki dan sampai puncak, kalian akan di suguhkan oleh pemandangan yang sangat eksotis.

Baca Juga: 5 Jenis Jin dalam Islam, Ternyata Bukan Hanya Mitos

Meskipun begitu, tanah Jawa selalu memiliki sisi mistis dan misterinya. Begitupun dengan Gunung Lawu.

Meskipun memiliki keindahan alam yang sangat cantik, Gunung Lawu memiliki mister dan juga mitos yang masih berkembang hingga sekarang.

Apa saja mitosnya ?

Baca Juga: Mitos dan Misteri Ayam Cemani, Disebut Pembawa Sial

Kali ini Ringtimesbanyuwangi.com merangkum melalui AGTV News pada 20 Februari 2021, berikut mitos Gunung Lawu yang dipercaya hingga sekarang.

Cerita Mistis Gunung Lawu tidak hanya dirasakan oleh para pendaki saja, namun hal ini dibenarkan dengan warga yang tinggal di sekitaran Gunung Lawu.

Banyak kejadian aneh dan mistis yang terjadi di Gunung Lawu dan dapat membuat bulu kuduk merinding untuk siapapun yang mendengarnya.

Baca Juga: 7 Mitos Orang Jawa yang Masih Dipercaya hingga Sekarang

Warga Gunung Lawu memiki mitos dan laranganya sendiri yang masih dipercaya hingga saat ini.

1. Tempat istrirahat terakhir Brawijaya V

Gunung Lawu dikenal sebagai tempat terakhir peristirahatan raja Majapahit, yakni Brawijaya V. Tidak pernah ditemukan dimana makam Brawijaya V.

Banyak yang mempercayai bahwa Brawijaya V menghilang atau moksa bersama dua abdi dhalem yang setia menemaninya.

Baca Juga: Mitos di Balik Malam Satu Suro, Waktu Keramat yang Dipercaya Orang Jawa

Ke dua abdi dhalemnya diperintahkan untuk menjadi penguasa Gunung Lawu. Brawijaya V memberi gelar pada salah satu abdinya, yakni Kyai Jalak.

Sesuai dengan namanya, Kyai Jalak menjelma menjadi burung jalak yang berwarna gading.

Tidak semua pendaki dapat bertemu dengan burung jalak ini. Konon, burung jalak ini sering memberi petunjuk jalan pada pendaki.

Baca Juga: Mitos Tanaman Wijaya Kusuma, Lambang dari Kejayaan, Kesaktian dan Kekayaan

Uniknya, burung jalak ini memberi petunjuk dengan jalan dan tidak terbang.

2. Kupu-kupu hitam dengan bulatan biru di sayapnya

Untuk siapapun yang bertemu dengan kupu-kupu berwarna hitam dan memiliki bulatan biru pada sayapnya, dipercaya bahwa ia diterima dengan baik di Gunung Lawu.

Bahkan tidak sedikit yang mempercayai bahwa apabila bertemu dengan kupu-kupu ini akan mendapatkan berkah sepulang dari Gunung Lawu.

Baca Juga: Mitos Suku Jawa dan Suku Sunda Dilarang Menikah, Begini Asal-usulnya

Namun, penunggu Gunung Lawu akan marah apabila ada yang mengganggu, mengusir, menangkap, bahkan membunuh kupu-kupu ini.

3. Gunung Lawu dipercaya memiliki nyawa

Warga yang tinggal disekitar Gunung Lawu mempercayai bahwa Gunung Lawu memiliki nyawa yang dapat menengarkan setiap perkataan.

Apapun kata yang dilontarkan saat mendaki Gunung ini biasanya akan terwujud, maka dari itu ucapkan hal-hal baik saja apabila mendaki gunung manapun.

Baca Juga: 10 Mitos dan Tradisi Tahun Baru Imlek, Salah Satunya Tidak Boleh Menyapu

4. Pasar setan

Bagi kebanyakan orang pastinya sudah tidak asing dengan mitos pasar setan yang dirasa selalu ada disetiap gunung.

Begitu pula dengan Gunung Lawu. Banyak orang mempercayai bahwa Gunung Lawu memiliki pasar setan.

Hal ini dipercayai oleh warga segitar Gunung Lawu, hanya orang tertentu saja yang bisa mendengar dan merasakan keberadaan di pasar setan.

Baca Juga: 7 Mitos Suara Tokek yang Terdengar di Rumah, Pertanda Baik Ataukah Buruk?

Konon, apabila kalian mendengar ada suara yang mangatakan “arep tuku opo mbak/mas” (mau beli apa mbak/mas?) sisihkan beberapa jumlah uang dan petiklah dedaunan seakan-akan kalian sedang bertransaksi untuk membeli sesuatu.

5. Dilarang menggunakan baju berwarna hijau

Rupanya tidak hanya di pantai Parangtritis saja yang tidak diperbolehkan menggunakan baju berwarna hijau. Pun di Gunung Lawu, mitos ini juga berlaku.

Konon katanya bau berwarna hijau merupakan baju dengan warna yang disukai Ratu Pantai Selatan yang tidak sembarangan orang dapat memakainya.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Tags

Terkini

Terpopuler