Mitos Suku Jawa dan Suku Sunda Dilarang Menikah, Begini Asal-usulnya

- 12 Februari 2021, 07:30 WIB
Ilustrasi perang Bubat, awal mitos larangan menikah Suku Jawa dan Suku Sunda
Ilustrasi perang Bubat, awal mitos larangan menikah Suku Jawa dan Suku Sunda /Tangkapan Layar Youtube/ Youtuber Kacau//

RINGTIMES BANYUWANGI – Cinta tak direstui karena weton mungkin sudah biasa, tapi kalian pernah dengar tentang orang Jawa dan orang Sunda yang tidak boleh menikah?

Tak heran banyak sekali cinta yang harus kandas ditengah jalan karena berbeda suku. Rupanya tidak hanya agama dan weton yang bisa memisahkan dua sejoli.

Sebenarnya larangan menikah antara suku Jawa dan suku Sunda ini terjadi mulai dari berabad-abad yang lalu.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Suku Jawa, Mulai dari Bahasa hingga Budaya

Namun, di era modern ini masih banyak orang yang mempercayai mitos ini. Tentunya kalian pasti penasaran apasih penyebab Suku Jawa dan Suku Sunda dilarang menikah ?

Kali ini dilansir dari Ringtimesbanyuwangi.com malalui kanal Youtube Youtuber Kacau pada 11 Februari 2021, berikut adalah mitos penyebab Suku Jawa dan Suku Sunda dilarang menikah.

Kisah ini berawal dari Dyah Pitaloka yang dipersunting oleh raja Majapahit yaitu Hayam Wuruk. Dyah Pitaloka adalah putri kerajaan Sunda.

Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Suku Jawa Indonesia di Keledonia Baru

Hayam Wuruk berhasrat ingin menjadikan Dyah Pitaloka sebagai permaisurinya. Hayam Wuruk beritikad untuk mengirimkan surat lamaran dan undangan untuk datang ke Majapahit pada Maha Raja Lingga Buana.

Rupanya lamaran Hayam Wuruk disetujui oleh Lingga Buana, akhirnya Dyah Pitaloka dan petinggi Kerajaan Sunda datang ke Majapahit.

Karena bersifat resmi, maka kedatanga Maha Raja Lingga Buana dan Dyah Pitaloka hanya diiringi bersama sedikit prajurit saja.

Baca Juga: Sejarah Asal-usul Suku Jawa dari Indonesia di Suriname

Bersamaan dnegan hal tersebut, Maha Patih Gajah Mada yang berjanji untuk menyatukan nusantara pada Sumpah Palapa.

Dari semua kerjaan yang pernah ditaklukanya hanya Kerajaan Sunda lah yang belum berhasil dikuasai Majapahit.

Oleh karena itu, Gajah Mada menjelaskan dan menyarankan kepada Hayam Wuruk bahwa penikahan ini bukanlah pernikahan murni, melainkan tanda bahwa menyerahnya Kerjaan Sunda kepada Majapahit.

Baca Juga: 5 Pantangan bagi Suku Jawa yang Masih Dipercayai hingga Sekarang

Terjadi ketegangan antara Gajah Mada dan Maha Raja Lingga Buana, sedangkan Hayam Wuruk tidak bisa mengambil keputusan.

Akhirnya terjadilah perang Bubat, dengan hasil terbunuhnya semua petinggi Kerjaan Buana termasuk Maha Raja Lingga Buana.

Alih-alih menikah, kondisi Dyah Pitaloka yang saat itu remuk-redam melihat keadaan yang buruk, ia pun memutuskan untuk bunuh diri.

Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Suku Jawa di Indonesia

Hayam Wuruk yang mengetahui hal itu rupanya merasa sedih dan meratapi kepergian Dyah Pitaloka. Prabu Niskala Wastu Kencana selaku adik dari Dyah Pitaloka diangkat menjadi raja saat mengetahui kematian ayahandanya.

Dalam titahnya, Prabu Naskala membuat kebijakan untuk memutuskan segala hubungan dengan Kerajaan Majapahit, termasuk larangan orang Sunda dilarang menikah dengan orang luar selain sunda.

Orang lain disini dipersepsikan dengan banyak arti seperti dilarang menikah dengan orang yang berada diluar kekerabatan Sunda atau dengan keturunan kerjaan Majapahit.

Baca Juga: Terbukti Nyata, Berikut Asal-Usul Suku Jawa Menurut Catatan Ahli dan Pendapat Ilmiah

Lama kelamaan larangan tersebut berkembang menjadi sebuah mitos dengan tafsiran Suku Sunda tidak boleh menikah dengan Suku Jawa atau sebaliknya.

Dikarenakan tragedi perang Bubat tersebut, kemarahan Kerajaan Sunda kepada Kerajaan Majapahit mulai ditujukan.

Secara turun temurun, hal ini tidak hanya mengakar pada kerajaan Majapahit saja melainkan kepada orang-orang Jawa khususnya yang berasal dari Jawa Timur.

Baca Juga: Misteri Jawa Kuno, Sejarah Asal Usul dan Siapa Semar

Menurut beberapa sejarawan, rasa sentimen Kerajaan Sunda tersebut berkembang menjadi persaingan yang mempengaruhi sisi kultural dan sosiologi hingga saat ini.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x