Kian Memanas, China Klaim Usir Kapal Perang AS dari Laut Natuna Utara

24 Desember 2020, 11:24 WIB
Ilustrasi hubungan China dan Amerika Serikat. /Pixabay/

RINGTIMES BANYUWANGI - Laut Natuna Utara kembali memanas, hal ini diduga gara-gara adanya kapal perusak Amerika Serikat (AS) yang dituduh 'melanggar batas perairan'.

Militer China (PLA) segera mengirim pasukan untuk mengusir kapal perusak milik AS.

Kapal perusak milik AS tersebut diketahui mendekati Kepulauan Spratlys di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

China pun mengklaim kapal perusak AS segera berbalik dan meninggalkan wilayah nine dash line di Laut Natuna Utara.

Dikutip dari Global Times, peristiwa ini dikabarkan terjadi pada Selasa, 22 Desember 2020.

Pihak PLA menyebut kapal USS John S. McCain memasuki wilayah perairan China tanpa izin pemerintah mereka.

Baca Juga: 3 Alasan Teratas Mengapa Wanita Selingkuh dengan Pria lain, dan Ini Artinya

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-rakyat.com dengan judul Laut Natuna Utara Makin Panas, China Klaim Sukses Usir Kapal Perang AS

PLA Palagan Selatan segera mengirim pasukan udara dan laut untuk memberi peringatan dan mengusirnya, kata Kolonel Tian Junli.

Menurutnya, kapal perang AS itu datang ke Laut Natuna Utara setelah China mengumumkan akan mengirim kapal induk Shandong untuk latihan.

AS dianggap telah melakukan pelanggaran fatal, meskipun Laut Natuna Utara masih menjadi sengketa antara China dan negara-negara ASEAN.

Baca Juga: Jangan Kecolongan, Ini 8 Tanda-tanda Suami Selingkuh, Salah Satunya Sibuk dengan Ponsel

China mengklaim Negeri Paman Sam telah mengganggu kedamaian dan stabilitas Laut Natuna Utara.

Tian meminta semua komandan pasukan PLA untuk selalu waspada dan terus beruapa menjaga keamanan serta kedaulatan nasional.

Militer China mencatat AS telah melakukan tindakan serupa sebanyak sembilan kali sepanjang tahun 2020.

Baca Juga: Turunkan Gula Darah dan Cegah Komplikasi Diabetes, Cukup Konsumsi Jahe

Angka ini dianggap menjadi yang terbanyak dalam lima tahun terakhir.

Konflik Laut Natuna Utara memang masih terus menjadi sorotan di Asia Tenggara.

AS dibantu para sekutunya berusaha 'menjaga' perairan Laut Natuna Utara agar tetap menjadi wilayah terbuka sesuai hukum internasional.

Baca Juga: Waspadai, 10 Masalah Pernikahan antara Suami Istri Ini Bisa Sebabkan Perceraian

Negara-negara ASEAN saling berebut wilayah demi cadangan minyak dan gas, kala China berusaha meraup semuanya dengan klaim nine dash line.

China mencoba unjuk kekuatan dengan mengumumkan akan mengirim kapal induk pertamanya ke Laut Natuna Utara.

Kapal induk yang dinamai Shandong itu berangkat melintasi Selat Taiwan pada Minggu 20 Desember 2020.

Baca Juga: Polisi Sampaikan Penyelidikan Ahli Forensik Terkait Video Syur Mirip Gisella Anastasia

Mereka akan mengikuti latihan perang demi 'menakut-nakuti' AS dan sekutunya.

Sepanjang pandemi Covid-19, China memang getol memunculkan ketegangan di perbatasan, baik perairan maupun daratan.

Himalaya, Laut Natuna Utara, dan Laut China Timur menjadi wilayah yang ingin direbut China dari negeri tetangga.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran Rakyat)

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler