Jenis Virus Corona Baru Lebih Cepat Menular dan Mematikan hingga 56 Persen

27 Desember 2020, 20:40 WIB
Studi Menunjukkan Jenis Virus Corona Baru Lebih Cepat Menular dan Mematikan Hingga 56 Persen:* /Pixabay/PIRO4D/

RINGTIMES BANYUWANGI – Baru-baru ini, studi terbaru menyatakan jika varian virus corona terbaru akan lebih cepat menular dan mematikan. Sejak awal ditemukannya virus mematikan, Covid-19 di berbagai belahan dunia yang meresahkan masyarakat, para ilmuwan terus menemukan berbagai jenis virus corona yang penularannya semakin cepat bahkan lebih mematikan hingga 56 persen.

Sementara corona virus disease terus mendatangkan malapetaka dalam hidup manusia di seluruh muka bumi ini.

Akan tetapi, ilmuwan terus menemukan jenis virus corona yang baru. Tentu saja, jenis virus baru ini telah menyebarkan kepanikan diberbagai belahan dunia.

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Sejak adanya jenis virus mematikan ini, para tenaga medis dan juga ilmuwan terus bekerja keras tanpa kenal lelah untuk melacak asal mula jenis virus yang baru dan lebih ganas ini.

Akan tetapi, mereka masih belum ada yang bisa mengonfirmasi penyebabnya. 

Rintimesbanyuwangi.com melansir dari laman Indiatimes.com pada 27 Desember 2020, jenis virus mematikan ini memberikan kabar baru yang mengerikan, bahwa jenis virus corona yang baru itu 56 persen lebih menular, menurut para ahli. 

Ya, tentu saja Anda membacanya dengan benar. Menurut penelitian terbaru, virus corona baru lebih menular dan dapat menyebar dengan lebih cepat.

Studi terbaru yang dilakukan di London School of Hygiene and Tropical Medicine, para ahli mengklaim bahwa jenis baru dari virus corona baru dapat menyebabkan lebih banyak kematian di Inggris dan penguncian akan dapat menahan infeksi hanya sampai sekolah dan universitas selesai.

Baca Juga: 6 Perbuatan Ini Dilarang Islam bahkan Dosanya Besar, tapi Sering Disepelekan

Akibat penularan yang meningkat, jumlah kasus juga bakal naik. Para ahli khawatir hal ini dapat menyebabkan lebih banyak rawat inap dan kematian terkait COVID pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020.

Para ahli juga mengatakan bahwa pelonggaran aturan penguncian akan mendorong kembalinya virus secara besar-besaran.

Mengingat hal ini, mungkin juga perlu untuk mendorong kembalinya virus secara besar-besaran, yang berarti mungkin perlu untuk mempercepat peluncuran vaksin untuk menekan beban penyakit yang sangat mematikan ini.

Strain baru virus Covid-19 ditemukan di tenggara Inggris pada November setelah pemerintah Inggris menerapkan kembali pembatasan di Inggris dan daerah sekitarnya.

Baca Juga: Tanda-tanda Diabetes Semakin Parah, Seperti Nyeri Dada yang Menjalar

Tidak hanya itu, banyak negara lain termasuk negara kita juga memberlakukan kembali pembatasan perjalanan dan menangguhkan semua penerbangan dari Inggris saat ini. Karantina 14 hari telah diwajibkan bagi orang-orang yang datang dari Inggris.

Varian baru virus corona diberi nama "VUI 202012/01". Ini termasuk mutasi genetik pada protein "lonjakan" yang dapat menyebabkan penyebaran virus dengan mudah dan langsung, membuatnya lebih mematikan. 

Varian baru ini memiliki 17 mutasi yang memengaruhi bentuk virus, termasuk protein lonjakan yang menjadi asal nama keluarga virus corona.

Dengan virus varian baru, tiga gejala paling umum yaitu demam, batuk kering, dan hilangnya bau serta rasa tetap sama. 

Baca Juga: 13 Ungkapan Beracun yang Seharusnya Tidak Orang Tua Ucapkan Kepada Anak

Tetapi ada tujuh gejala lain yang telah dikaitkan dengan varian baru tersebut. Gejala-gejalanya meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, diare, sakit kepala, nyeri otot, dan kebingungan mental.

Mutasi virus membuatnya mudah untuk memasuki sel manusia, yang membuat anak-anak lebih rentan terinfeksi dan sama rentannya terhadap virus seperti orang dewasa. 

Dengan strain baru dalam gambar, kita mungkin melihat lebih banyak anak terinfeksi virus.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: India Times

Tags

Terkini

Terpopuler