Selain Covid-19, 6 Virus Mematikan Lainnya Masih Berkeliaran, WHO Minta Percepat Penelitian

25 Februari 2021, 19:25 WIB
Virus Corona masih terjadi, masyarakat dunia sudah dihadapkan dengan munculnya virus baru yang bernama virus nipah. /Pixabay/Fernandozhiminaicela

RINGTIMES BANYUWANGI – Dunia terpuruk ketika mendengar Covid-19 distatuskan sebagai pandemi pada 2020 lalu. Hal itu dimumkan oleh WHO dimana virus menular itu sungguh mematikan dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.

Ilmuwan di seluruh dunia saat ini tengah berbincang mengenai kesiapan dunia menghadapi pandemi berikutnya yang mungkin terjadi. Kini penyakit menular tertentu menjadi perhatian WHO.

Krisis kesehatan membuat ekonomi berbagai negara terpuruk dan menyebabkan virus itu menewaskan puluhan ribu nyawa manusia di dunia.

Baca Juga: Usia 65 Tahun? Covid-19 Retan Mengincar Anda, Bermula Dari Rasa Lelah Tak Berkesudahan

WHO menyebut jika pandemi Covid-19 akan berakhir pada awal 2022 nanti. Namun ilmuwan terus sibuk mempersiapkan diri dengan virus lainnya yang bisa berkembang menjadi pandemi.

Diketahui jika selain Covid-19, saat ini masih ada virus mematikan yang menular dengan mudah. Apa saja virus tersebut?

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari trtworld pada 25 Februari 2021, berikut 6 virus mematikan lainnya selain Covid-19 yang perlu diwaspadai seluruh makhluk hidup di bumi.

1. Ebola

Virus ini berasal dari spesies kelalawar buah dalam hutam. Virus ini ditularkan melalui kontak cairan tubuh seseorang.

Pada tahun 2020, wabah virus Ebola ke-10 terjadi di Republik Demokratik Kongo sejak 2018. Lebih parah lagi, masih belum diketahui apakah vaksin Ebola saat ini efektif melawan varian virus lainnya.

WHO juga memberi tanda jika virus ini berisiko tinggi dimana taka da yang tahu soal durasi wabah ini terus terjadi.

Baca Juga: Lansia Tak Boleh Miliki 11 Penyakit Ini, Tak Bisa Terima Vaksin Covid-19

2. Influenza

Jenis virus flu burung atau H5N8 menyebar melalui unggas di Eropa pada November 2020 dengan amat cepat.

Flu burung kini telah menyebar pada manusia dimana tujuh petugas dari peternakan unggas terinfeksi pada 20 Februari 2021 lalu dan kini WHO tengah memantau gejala yang dimiliki dari flu burung.

Kemudian jenis flu babi atau H3N2 juga menyebar di Amerika Serikat pada 13 Janauri 2021 dan menginfeksi anak. Meskipun sudah melakukan vaksinasi flu babi, vaksin itu tak mampu menangkis flu babi itu. Virus ini dikabarkan bisa bercampur dengan virus lain.

3. Penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin

Kemajuan vaksin terkadang membuat manusia terlalu lega hingga membuat lepas kendali. Nyatanya, hampir 1,5 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin.

Artinya vaksin saja tak cukup mengendalikan virus.

Difteri muncul kembali di Bangladesh, Nepal dan Pakistan. Sementara itu, upaya memerangi polio di Afghanistan dan Pakistan kembali terhambat oleh pandemi. Setidaknya 41 negara telah menunda pemberian vaksin campak selama satu tahun.

Baca Juga: Pandemi Berikutnya Mungkin Lebih Parah, WHO : Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir

4. Superbug yang resistan terhadap obat

Bakteri bisa berevolusi menjadi kebal dengan antibioti, maka tidak banyak yang terisi digudang medis modern untuk membunuhnya.

Karena itu, dokter berhati-hati dalam meresepkan antibiotik kecuali benar-benar diperlukan, dan menekankan bahwa pasien harus menyelesaikan penggunaan obat secara lengkap untuk memastikan bakteri telah dimatikan.

Tetapi organisme yang resisten terhadap beberapa obat terus meningkat. Pada September 2020, 22 negara bagian AS melaporkan lebih dari 1.430 kasus infeksi jamur candida auris yang dikonfirmasi, tidak dapat diobati dengan obat-obatan.

5. MERS-Cov

Akhir 2020, Arab Saudi mendeteksi empat kasus baru MERS Cov dimana virus itu berasal dari unta.

Penyakit ini bisa menular antar manusia dan bisa menyebabkan kematian. Jika penderita mengalami penyakit diabetes dan gagal ginjal, maka penyakit ini akan lebih parah.

Baca Juga: Anang Hermansyah Bongkar Kronologi Ashanty Positif Covid-19: Bunda Tambah Drop

6. Virus Nipah

Nama virus ini tenagh menjadi perbincangan ditengah Covid-19. Virus Nipah sangat mematikan karena bisa membuat otak membengkak dan sangat menyakitkan dengan angka kematian mencapai 75 persen.

Virus yang berasal dari kelalawar buah itu memiliki masa inkubasi hingga 45 hari dan bisa menular melalui udara, makanan, hingga kontak dekat.

WHO menyebut jika virus Nipah perlu penelitian dnegan segera sebelum virus ini bermutasi dan mudah menular. Hingga sat ini, virus ini juga belum ada obatnya.***

Editor: Indah Permata Hati

Sumber: TRT World

Tags

Terkini

Terpopuler