Jurnalis Pakistan Ditemukan Tewas di Sungai, Begini Faktanya

4 Mei 2020, 08:50 WIB
ILUSTRASI jurnalis.* /PIXABAY/

RINGTIMES BANYUWANGI -  Seorang jurnalis Sajid Hussain asal Pakistan ini tinggal di pengasingan wilayah Swedia dikabarkan telah menghilang sejak 2 Maret 2020. 

dan kabarnya, Hussain telah menjadi tahanan politik di Swedia sejak tahun 2019 silam setelah melarikan diri dari Pakistan.

Juru Bicara Kepolisian setempat menyebut Jonas Eronen mengatakan jenazah Sajid ditemukan sudah tak bernyawa di tepian sungai Fyris di luar Uppsala pada 23 April 2020 lalu. 

Baca Juga: KABAR BAIK Peneliti: Pasien Sembuh COVID-19 Tidak Akan Kambuh Lagi

sumber berjudul  : Mendadak Hilang Saat Jadi Tahanan Politik, Jurnalis Pakistan Ditemukan Tewas di Sungai

Jonas menambahkan, terakhir kali terlihat Hussain naik kereta ke Uppsala sebuah kota berjarak 56 kilometer di utara Stockholm, Swedia

Hussain tinggal dengan seorang karibnya, Abdul Malik, di Stockholm sebelum dia hilang.

Malik mengatakan Hussain dalam suasana hati yang baik sebelum berangkat ke Uppsala pada 2 Maret 2020.

Baca Juga: UPDATE Dalam Sehari 10.633 Kasus Positif Corona Baru di Rusia

Istrinya, Shahnaz Baloch, mengatakan dia telah berbicara dengan Hussain melalui telepon pagi itu untuk mendiskusikan kepindahannya ke aparatemen baru di Uppsala.

"Kami hanya ingin polisi menyelidiki penyebab kematian dan memberikan jawaban kepada keluarga dan teman-temannya. Kami ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya," tutur Malik.

Hussain melarikan diri dari Pakistan pada tahun 2012 setelah laporannya tentang penghilangan paksa dan pelanggaran HAM di wilayah Balochistan, berujung pada interogasi dirinya dan keluarganya.

Baca Juga: Sebanyak 63 Karyawan Pabrik Rokok Sampoerna Dinyatakan Positif Corona

Eronen mengatakan suatu kejahatan tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan, tetapi kematian Hussain bisa saja merupakan kecelakaan atau bunuh diri.

"Otopsi telah menghilangkan beberapa kecurigaan bahwa dia adalah korban kejahatan," katanya.

"Selama kejahatan tidak dapat dikecualikan, masih ada risiko kematiannya terkait dengan pekerjaannya sebagai jurnalis," kata Erik Halkjaer, Kepala Reporters without Borders (RSF) cabang Swedia.

Baca Juga: Melintasnya Tornado Gulma Raksasa di Washington Diabadikan Jurnalis

RSF mengatakan kerja jurnalistik kontroversial Hussain bisa saja menjadi alasan ia telah diculik dan dibunuh "atas perintah agen intelijen Pakistan".

Sementara itu, kementerian luar negeri Pakistan menolak berkomentar.

Hussain juga merupakan pemimpin redaksi Baluchistan Times, sebuah majalah daring yang ia dirikan.

Baca Juga: INALILLAHI Mantan Rektor UPI Nu'man Sumantri Telah Meninggal Dunia

Dia menulis tentang perdagangan narkoba, penghilangan paksa, dan pemberontakan yang telah berlangsung lama.

Dia tiba di Swedia pada tahun 2018, setelah sebelumnya pindah dari Uni Emirat Arab ke Oman dan Uganda.

Menurut keluarga dan teman-temannya, dia sedang dalam perjalanan dengan istri dan dua anaknya untuk bergabung dengan mereka di Swedia, dikabarkan ia juga akan mengambil pascasarjana di Universitas Uppsala.

Baca Juga: VIRAL Pasangan Malaysia Ini Langsungkan Pernikahan Lewat Skype

Pakistan dianggap sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi jurnalis, yang secara teratur dilecehkan dan dibunuh.

Menurut indeks kebebasan pers RSF 2019, Pakistan berada di peringkat 142 dari 180 negara.(Penulis:  Sophia Tri Rahayu)  

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler