Semakin Memanas, Amarah Rakyat Lebanon Memuncak, Dua Menteri Mundur

10 Agustus 2020, 13:45 WIB
SUASANA demonstrasi yang terjadi di Lebanon pasca ledakan di Beirut.* //AFP

RINGTIMES BANYUWANGI - Bentrokan terjadi antara massa yang berdemonstrasi dengan pihak kepolisian Lebanon. Di sisi lain, dua menteri Lebanon telah menyatakan mundur.

Polisi Lebanon menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang melemparkan batu dan memblokir jalan dekat gedung parlemen di Beirut Minggu 9 Agustus 2020 lalu, pada hari kedua demonstrasi anti pemerintah pasca ledakan.

Kobaran api muncul di pintu masuk Alun-alun Parlemen ketika para demonstran berupaya merangsek masuk ke lokasi yang dikelilingi dengan pagar betis, menurut gambar yang ditayangkan televisi.

Baca Juga: Sangat Ironis! Jutaan Pekerja Dalam Negeri Kena PHK, TKA China Bawa Rp 3 Triliun ke Negerinya

Para pengunjuk rasa juga membobol kantor kementerian perumahan dan transportasi.


Polisi antikerusuhan, dengan mengenakan rompi antipeluru dan memegang pentungan, bentrok dengan para demonstran ketika ribuan orang berkumpul di Alun-alun parlemen dan dekat Lapangan Syuhada, kata koresponden Reuters.

Dua menteri kabinet mengundurkan diri di tengah kejatuhan politik karena ledakan di pelabuhan Beirut pada Selasa 4 Agustus 2020 serta krisis ekonomi yang mendera Lebanon selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Tol Cipali Kembali Memakan Korban, di KM 184 Dini Hari Tadi, 8 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia

Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Membara, Amarah Rakyat Lebanon Memuncak, Dua Menteri Mundur di Tengah Kejatuhan Politik Usai Ledakan

Kedua menteri tersebut mundur dengan alasan bahwa pemerintah tidak melakukan reformasi.

Menteri Lingkungan Damianos Kattar mundur dari jabatannya pada Minggu 9 Agustus 2020. Pemerintah kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan reformasi, kata Kattar dalam pernyataan.

Kepergian Kattar mengikuti langkah Menteri Informasi Manal Abdel Samad, yang pada Minggu menyatakan mengundurkan diri pasca ledakan.

Baca Juga: Sobo Deso, Media Keluh Kesah Warga NU kepada Pengurus Cabang Banyuwangi

Pada Sabtu 8 Agustus 2020, kemarahan memuncak di beberapa lokasi di pusat kota Beirut.

Jumlah pengunjuk rasa merupakan yang terbesar sejak Oktober ketika ribuan orang turun ke jalan untuk menuntut korupsi diakhiri, juga tata kelola pemerintahan yang buruk.

Sekitar 10.000 orang pada Sabtu 8 Agustus 2020 berkumpul di Lapangan Syuhada, yang berubah menjadi tempat bentrokan antara polisi dan para demonstran, yang berusaha mendobrak pagar pembatas di sepanjang jalan menuju gedung parlemen.

Baca Juga: Banjir Bandang di Pakistan Menewaskan Puluhan Orang

Beberapa demonstran menyerbu kantor-kantor kementerian serta gedung Asosiasi Bank Lebanon.

Satu polisi tewas dan Palang Merah menyebutkan lebih dari 170 orang cedera dalam bentrokan itu.

Ledakan lebih dari 2.000 ton amonium nitrat di pelabuhan Beirut pada Selasa menewaskan 158 orang dan melukai lebih dari 6.000 lainnya.(Ari Nursanti/Pikiran Rakyat).***

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler