Awas, Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara pada Jarak 2 Meter Lebih, Berikut Penjelasannya

22 September 2020, 12:30 WIB
Ilustrasi virus corona. /Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI – Untuk pertama kalinya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengakui bahwa virus corona dapat menyebar lewat udara.

Sebelumnya, instansi tersebut pernah mengatakan penyebaran penyakit itu melalui cairan atau tetesan dari pasien saat batuk atau bersin, serta bisa menginfeksi orang yang melakukan kontak secara langsung dengan pasien.

Akan tetapi baru-baru ini mereka memperbaharui informasi tersebut pada Jumat, 18 September 2020.

Menurut bukti yang beredar bahwa virus itu bisa menyebar melalui tetesan yang sangat kecil sekalipun, bahkan dikeluarkan saat pasien bernapas. 

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiranrakyat-Bekasi.com dengan judul Gawat, Badan Kesehatan AS Pastikan Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara Hingga Jarak 2 Meter Lebih

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Sehingga bisa dipastikan, virus Corona dapat bertahan di udara lebih lama dan bisa menyebar sejauh lebih dua meter ketika berada di udara.

Virus yang terbawa melalui udara termasuk ke dalam yang paling menular dan mudah menyebar. 

CDC memperingatkan, sambil menyarankan orang untuk menggunakan pembersih udara dan juga untuk rutin membersihkan udara di dalam ruangan tertutup, selain juga memakai maskermencuci tangan, dan mengisolasi diri anda jika sakit.

"Ada bukti yang berkembang bahwa tetesan dan partikel di udara dapat tetap tersuspensi di udara dan dihirup oleh orang lain," ucap CDC sebagaimana dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dari Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Mail pada Selasa, 22 September 2020.

"Partikel-partikel ini menempuh jarak lebih dari dua meter (misalnya selama latihan paduan suara, di restoran dan di kelas kebugaran)," ucap CDC.

Baca Juga: Jenis Anthurium Berikut Sangat Populer dan Diburu Kalangan Pecinta Tanaman Hias

"Umumnya, lingkungan dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik dapat meningkatkan risiko ini," ucap CDC

Namun, CDC dan World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa kontak langsung secara dekat dengan orang yang terinfeksi masih menjadi cara paling umum penyebaran virus tersebut.

Hal ini membuktikan bahwa virus corona jauh lebih menular daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Tindakan termasuk social distancing mungkin belum cukup untuk menghentikan penyebaran virus ini, terutama di ruang tertutup dan berventilasi buruk.

Jika virus hanya menyebar melalui tetesan saat batuk atau bersin, seharusnya social distancing mencegah hampir semua penyebarannya karena tetesan ini cepat jatuh ke tanah setelah seseorang batuk atau bersin.

Baca Juga: Kapolri Terbitkan Maklumat, Akibat Presiden Jokowi Enggan Ikuti Saran PBNU dan Muhammadiyah

Jika tetesan mendarat di suatu permukaan, virus itu mungkin terangkat oleh orang yang menyentuh permukaan, itulah sebabnya mencuci tangan ditekankan sebagai tindakan pencegahan.

Tetapi semakin banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa virus itu dapat bertahan hidup di udara dengan tetesan yang ukurannya jauh lebih kecil yang dikeluarkan ketika seseorang sedang bernapas.

Karena tetesannya sangat kecil sehingga tidak langsung jatuh ke permukaan, melainkan berlama-lama di udara sehingga bisa terhirup oleh orang di sekitarnya.

Faktanya bahwa tetesan dapat bertahan di udara lebih lama dan dapat melayang lebih dari dua meter jauhnya dari orang terinfeksi.

Penyakit itu berpotensi menular kepada seseorang walaupun mereka tidak pernah melakukan kontak dekat dengan pasien.

Baca Juga: Timor Leste Terancam Bangkrut, Xanana Gusmao Menyuruh Rakyatnya Minggat Dari Timor Leste

WHO mengubah pedomannya setelah 239 ilmuwan dari 32 negara menulis laporan ilmiah kepada badan PBB tersebut, meminta untuk mengakui bukti yang berkembang bahwa virus itu memang dapat menyebar melalui udara.

Seorang profesor yang menandatangani laporan ilmiah tersebut mengatakan, akan ada kekhawatiran untuk memberi label bahwa virus itu dapat menyebar melalui udara karena dapat menyebabkan kepanikan publik.

Benedetta Allegranzi, kepala teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, mengakui terdapat kasus yang membuktikan penularan melalui udara, tetapi masih perlu dipelajari dengan cermat.

"Kemungkinan penularan melalui udara di tempat umum memiliki kondisi yang sangat spesifik, ramai, sesak, tertutup, dan pengaturan ventilasi yang buruk," ucapnya.

"Namun, bukti perlu dikumpulkan dan dianalisis lebih lanjut, kami terus mendukung bukti-bukti terbaru terkait penyebaran virus ini," ucapnya.***(Ghiffary Zaka/Pikrian Rakyat Bekasi)

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler