Timor Leste Dihantui Kemiskinan

22 September 2020, 13:30 WIB
Timor Leste. /Antara

RINGTIMES BANYUWANGI – Urutan negara termiskin ke 152 dari 162 negara termiskin di dunia diduduki oleh Timor Leste.

Berdasarkan hasil survei MPI 2020 menunjukkan bahwa Timor Leste memiliki nilai kemiskinan sebanyak 0,210 atau 45,8 persen.

Dan berdasarkan pada survey tahunan pada tahun 2019, di Timor Leste sendiri terdapat 559.000 orang yang berada di bawah kemiskinan atau 45,7 persen.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Dibandingkan dengan tahun 2018, jumlah tersebut lebih banyak yakni 581.000 orang.

Kondisi kemiskinan di Timor Leste mengalami populasi yang termasuk parah, terdapat 16,3 persen menurut survey MPI 2020.

Berita ini sebelumnya telah terbit di Zona Jakarta dengan judul Kemiskinan Hantui Timor Leste, Mantan Presiden: Mungkin Minggu Depan Truk dari Kupang Bawa Super Mi!

Di Timor Leste, terbilang ada 26,1 persen orang yang rentan mengalami kemiskinan.

Terdapat 27,8 persen rakyat Timor Leste yang mendapat kesehatan layak berdasarkan survey pada 2019 lalu.

Baca Juga: Timor Leste Terancam Bangkrut, Xanana Gusmao Menyuruh Rakyatnya Minggat Dari Timor Leste

Sementara dalam bidang pendidikan ada 24,2 persen orang yang berhasil memerolehnya.

Kemiskinan yang merajalela di Timor Leste membuat rakyat hidup serba kekurangan.

Masuknya Timor Leste sebagai negara miskin dunia dilaporkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) seperti dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari zonajakarta.com dalam laman resminya, HDR UNDP dan Pikiran Rakyat, Jumat (4/9/2020).

UNDP merupakan salah satu sistem Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk memaksimalkan potensi negara-negara dunia dalam sisi pembangunan, termasuk di Timor Leste.

Baca Juga: Kembali Turun, Cek Harga Emas Hari Ini Selasa, 22 September 2020

Sejak tahun 1999, UNDP berperan dalam pemulihan pasca-konflik dengan Indonesia.

Namun sampai saat ini yang didapat Timor Leste malah kemunduran ekonomi plus pandemi corona.

Program tersebut melakukan pembangunan berkelanjutan dan kini berfokus menempatkan Timor Leste pada pemerintahan yang demokratis dan efektif.

Ditambah, berfokus pula dalam pengelolaan lingkungan yang ada di Timor Leste.

Berdasarkan laporan dari UNDP Timor Leste, sejak negara tersebut merdeka atau pada 20 Mei 2002 lalu, terdapat tiga bidang yang menjadi fokus UNDP untuk membantu Timor Leste berkembang.

Baca Juga: Cek Sekarang, BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 4 Mulai Cair Hari Ini

Bidang-bidang tersebut bertujuan untuk membina budaya pemerintahan demokratis yang efektif dan efisien, pengurangan kemiskinan, pengelolaan sumber daya lingkungan, dan kohesi sosial serta pencegahan konflik.

Seperti diketahui,

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari Zonajakarta.com, salah satu program pemerintah yang saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri Taur Matan Ruak adalah mengelabui petani dengan mempromosikan hasil pertaniannya, namun nyatanya anggota pemerintahannya lebih memilih menerima beras impor dari luar negeri yang sudah tidak bergizi lagi.

Pada Kamis 13 Agustus 2020 ada sekitar tiga orang menteri yang berbondong-bondong menjemput enam ribu beras impor dari Vietnam.

Baca Juga: Ramalan Keuangan Zodiak Hari Ini Selasa, 22 September 2020, Leo Ikuti Akal Sehat Anda

Mereka sangat berani dan senang sekali memamerkan beras impor yang akan dijadikan ketahanan pangan nasional. Mereka tidak malu karena beras dalam hal ini sudah kurang gizi, namun mereka tetap rela merogoh kocek ribuan dolar AS untuk membelinya.

Timor Leste rawan pangan. Indeks Kelaparan Global 2017 mengkategorikan Timor-Leste sebagai negara yang menderita tingkat kelaparan yang serius.

Situasi ini adalah akibat langsung dari produktivitas pertanian yang buruk, pendapatan yang rendah, infrastruktur yang belum berkembang dan kerentanan pasokan pangan Timor-Leste terhadap dampak harga pangan global dan variasi iklim.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Tentang Cinta Hari ini Selasa, 22 September 2020, Virgo Tulus Kepada Pasangan

“Namun, situasi ini tidak berarti pemerintah harus mengimpor beras pecah dari luar negeri. Beras lokal yang diproduksi oleh petani lokal di dalam negeri penuh dengan gizi yang baik tapi sayangnya pemerintah tidak mau membelinya," kata seorang komentator.

Tiga menteri yang mengunjungi nasi pecah di pelabuhan Dili adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Joaquim Amaral, Menteri Perhubungan dan Komunikasi José Agustinho da Silva, Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri José Lucas do Carmo da Silva.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Joaquim Amaral mengatakan, pemerintah membeli beras patah ini dengan tujuan mengantisipasi kelaparan saat wabah Covid-19.

Baca Juga: 3 Jenis Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Aglaonema, Berikut Penanggulangannya

"Hari ini kami datang ke sini untuk menyaksikan beras yang kami beli selama krisis Covid-19. Saat itu, semua negara tidak menjual beras karena upaya pemerintah melakukan negosiasi dengan pemerintah Vietnam, membeli beras untuk menjamin stok nasional kita, ”kata Menteri Joaquim.

Tetapi ketika foto tiga menteri diposting di Halaman Penggemar MCAE, itu segera menarik reaksi dari mantan Presiden Republik dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian José Ramos Horta dengan komentar yang tidak setuju dengan kebijakan ini.

“Hanya di Timor-Leste. Rombongan menteri menuju pelabuhan untuk menyambut kedatangan kiriman beras dari Vietnam yang dibayar penuh oleh TL, ”kata Ramos Horta.

“Mungkin minggu depan untuk menunjukkan prestasinya Menteri akan pergi ke perbatasan darat di Mota Ain untuk menyambut kedatangan truk dari Kupang membawa berbagai macam barang dagangan seperti mie super dan rokok ?,” tanyanya.*** (Lusi Nafisa/Zona Jakarta)

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler