Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad pada Murid, Seorang Guru Ditikam hingga Tewas

17 Oktober 2020, 09:46 WIB
Ilustrasi penikaman. /Pixabay/GDJ

RINGTIMES BANYUWANGI – Peristiwa nahas menimpa seorang guru sejarah sekolah menengah di Prancis, disebabkan karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.

Diketahui guru sejarah tersebut ditikam hingga tewas di dekat sekolahan karena tindakan mengajarnya dianggap menghujat umat Islam.

Berdasarkan penyataan pejabat Prancis mengatakan tindakan guru tersebut telah dianggap menghina umat Islam pada hari Jumat, 16 Oktober 2020.

Pelaku penyerang telah ditembak mati oleh pihak polisi pada Jumat sore waktu setempat.

Penembakan atas pelaku tersebut berlokasi tidak jauh dari tempat serangan di daerah pemukiman di pinggiran barat laut Paris.

Baca Juga: ShopeePay Day Digelar 15 Oktober Hadirkan Solusi Belanja Hemat Sambut Shopee 11.11 Big Sale

"Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajar, dia mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada wartawan di lokasi serangan itu seperti dikutip dari Antaranews.com.

Presiden Prancis itu menyebut tindakan penyerang yang dilatarbelakangi agama dengan aksi teroris Islam.

"Rekan kami diserang secara mencolok, menjadi korban serangan teroris Islam," kata Macron. "Mereka tidak akan menang ... Kami akan bertindak. Dengan tegas, dan cepat. Anda dapat mengandalkan tekad saya."

Insiden itu menggemakan serangan lima tahun lalu di kantor majalah satir Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad.

Penerbitan karikatur Nabi Muhammad itu menimbulkan masalah di masyarakat Prancis.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA SMP Materi Struktur dan Fungsi Jaringan serta Organ pada Tumbuhan Part 1

Pembunuhan hari Jumat, dengan menargetkan seorang guru, ditafsirkan oleh banyak tokoh masyarakat sebagai serangan terhadap esensi kenegaraan Prancis, dengan nilai-nilai yang dianutnya yaitu sekularisme, kebebasan beribadah, dan kebebasan berekspresi.

"Malam ini, Prancis diserang," ujar Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer dalam cuitannya di Twitter.

Korban serangan hari Jumat menderita beberapa luka pisau di leher, menurut seorang perwakilan polisi.

Salah satu sumber penegak hukum mengatakan bahwa guru tersebut dipenggal dalam serangan itu.

Penyiar Prancis BFMTV melaporkan bahwa tersangka penyerang berusia 18 tahun dan lahir di Moskow. Petugas penegak hukum tidak menyebutkan nama penyerang, atau korbannya.

Baca Juga: Waspada Saat Bercinta, 6 Penyakit Ini Ditimbulkan dari Berhubungan Intim

Sumber polisi mengatakan bahwa saksi mendengar penyerang berteriak "Allahu Akbar", atau "Tuhan Yang Maha Besar".

Serangan terjadi di jalan di depan sekolah menengah tempat korban bekerja, di pinggiran kota Conflans Sainte-Honorine. Daerah tersebut merupakan lingkungan kelas menengah dengan banyak penduduk yang pulang pergi bekerja di Paris.

Menurut laporan media Prancis, guru yang terbunuh itu awal bulan ini menunjukkan kartun itu kepada siswanya sebagai bagian dari pelajaran kewarganegaraan.

Sebuah rangkaian pesan di Twitter yang dikirim pada 9 Oktober berisi video seorang pria yang mengatakan putrinya, seorang Muslim, adalah salah satu murid di kelas. Dia terkejut dan kesal dengan tindakan guru tersebut.

Pria dalam video tersebut mendesak pengguna Twitter untuk mengadu kepada pihak berwenang. Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian video tersebut secara independen.

Baca Juga: Ramalan Cinta Zodiak Hari Ini Sabtu, 17 Oktober 2020, Akuarius Ikutilah Gairah Anda

Prancis selama beberapa tahun terakhir telah mengalami serangkaian serangan kekerasan oleh militan Islam, termasuk pembunuhan Charlie Hebdo 2015, dan pemboman dan penembakan pada November 2015 di teater Bataclan dan beberapa lokasi di sekitar Paris yang menewaskan 130 orang.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler