Ratusan Kapal China Duduki Laut Natuna Utara, Picu Kekhawatiran di Negara ASEAN

- 27 Maret 2021, 15:05 WIB
Ilustrasi Kapal-kapal China yang menduduki wilayah Laut Natuna Utara
Ilustrasi Kapal-kapal China yang menduduki wilayah Laut Natuna Utara /Foto: Philstar/

RINGTIMES BANYUWANGI – Lagi-lagi, China mengerahkan ratusan kapal lautnya di Laut Natuna, tepatnya di bagian utara.

Tak henti-henti China menebar rasa khawatir ke negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN).

Kali ini, pakar hukum internasional Filipina, Antonio Carpio, mengimbau Filipina agar waspada dengan ratusan kapal China yang tengah mangkal di Laut Natuna Utara.

Keresahan negara-negara Asia Tenggara terutama Filipina terhadap China, dikhawatirkan merupakan sebuah awal dari pendudukan.

Baca Juga: Asal Mula Covid-19 Diungkap Mantan Direktur CDC AS, Ia Percaya Bukan dari Kelelawar

Baca Juga: Moeldoko Tak Hadiri Konferensi Pers, Kubu AHY: Kelihatannya Dana Makin Menipis

Filipina meyakini ratusan kapal itu adalah milik angkatan laut China.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menganjurkan perlunya sikap yang lebih tegas untuk merespons aktivitas kapal-kapal China tersebut.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-rakyat.com dengan judul Kapal China Serbu Laut Natuna Utara, Pakar: Waspada Pendudukan

"Presiden amat risau. Setiap negara akan risau jika melihat jumlah kapal yang memangkal di sana," sebut juru bicara Presiden Filipina, Harry Roque, dikutip Pikiran-rakyat.com (PR) dari Aljazeera pada 27 Maret 2021.

Baca Juga: Sabtu Akhir di Bulan Maret, Dunia Akan Gelap Gulita Selama 1 Jam, Simak Infonya

Baca Juga: Ungkap Pesan Ir. Soekarno, Anak Indigo Sebut Indonesia Sudah Dikutuk dari Zaman Dulu

Baca Juga: Krisdayanti Ungkap Sifat Aurel Hermansyah Jelang Pernikahannya: Gak Bisa Diprotes Anak Ini

Antonio Caprio mengatakan, kehadiran kapal-kapal China di Laut Natuna Utara bisa berpotensi sebagai permulaan dari sebuah pendudukan.

"Saya pribadi sangat khawatir mereka akan mulai melakukan pendudukan, membangun di sana seperti yang dilakukannya pada tahun 1995," ujarnya.

Pada tahun 1995, China membangun pangkalan angkatan laut di Laut Natuna Utara yang masuk teritorial Filipina.

Bukan hanya Filipina yang khawatir dengan kehadiran ratusan kapal di Laut Natuna Utara. Vietnam juga mengungkapkan keberatan yang sama.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Le Thi Thu Hang mengatakan, keberadaan kapal-kapal di perairan yang masuk teritorial Vietnam telah melecehkan kedaulatan wilayah.

"Vietnam meminta China berhenti dan menghormati kedaulatan wilayah Vietnam," sebutnya.

Sejumlah negara bersaing untuk mengklaim teritorial Laut Natuna Utara yang merupakan jalur perdagangan dengan nilai 3,4 tirliun dolar AS per tahun.

China mengklaim hampir seluruh teritorial Laut Natuna Utara adalah wilayahnya. Klaim itu  mendapatkan penolakan dari pengadilan.***(Rio Rizky Pangestu/Pikiran-rakyat.com)

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah