Dewan Keamanan PBB sebenarnya telah melarang Korea Utara untuk menguji coba senjata mematikan itu. Namun, Kim Jong-un sudah begitu sering melanggarnya.
Isu tersebut menimbulkan kekhawatiran di komunitas internasional, khususnya musuh bebuyutan Korea Utara, Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Sebuah lembaga think tank Korea, Asan Institute for Policy Studies menyebut Korea Utara kemungkinan besar bisa memiliki 200 senjata nuklir dan beberapa rudal balistik antarbenua pada 2027 mendatang.
Menurut mereka, AS dan Korea Selatan saat ini 'tak siap' untuk berhadapan dengan 'pengembangan ancaman senjata nuklir Korea Utara'.
Lembaga itu juga menyatakan upaya AS dan Korea Selatan menghentikan pengembangan nuklir Korea Utara melalui sejumlah negosiasi, kini telah 'gagal'.
Mereka mengatakan Kim Jong-un 'muncul untuk membangun pasukan bersenjata nuklir yang memampukan dominasi Semenanjung Korea'.
Sementara, AS dan Korea Selatan perlu meningkatkan pertahanan diri untuk 'melakukan pencegahan sejak dini'.
Pada Januari 2021 lalu, Korea Utara meluncurkan rudal balistik bawah laut baru yang diklaim sebagai 'senjata paling kuat di dunia'.
Rudal itu dipajang ke publik Korea Utara dalam sebuah parade, beberapa pekan setelah Kim Jong-un melabeli AS sebagai 'musuh terbesar.