RINGTIMES - Virus corona menciptakan mimpi buruk bagi penduduk bumi. Namun siapa sangka, virus tersebut rupanya punya konsekuensi positif untuk lingkungan.
Pemberlakuan kebijakan lockdown di beberapa negara ini membawa dampak positif untuk lingkungan.
Ditutupnya aktivitas industri untuk sementara inipun mengurangi polusi yang sudah merajalela di Bumi.
Badan Antariksa Eropa mengatakan bahwa tingkat polusi di dunia menurun sejak adanya kebijakan tersebut.
Dilihat dari citra satelit Sentinel-5P ESA, kadar nitrogen dioksida (NO2) di daerah industri di Asia serta Eropa selama enam minggu terakhir jauh lebih rendah daripada tahun lalu.
Baca Juga: Demi Keamanan Kota Bandung, Setiap Malam Semprotkan 30.000 Liter Disinfektan
Paul Monks, profesor polusi udara di Universitas Leicester, memperkirakan akan ada pelajaran berharga dalam hal ini.
"Secara tidak sadar, kita sudah melakukan emisi industri yang berdampak pada dunia," katanya.
Salah satu penurunan terbesar dalam tingkat polusi dapat dilihat di kota Wuhan, di Tiongkok tengah, yang sudah di lockdown sejak akhir Januari.
Kota berpenduduk 11 juta ini berfungsi sebagai pusat transportasi utama dan merupakan rumah bagi ratusan pabrik yang memasok suku cadang mobil dan bahan lainnya ke pasar dunia. Menurut NASA, kadar nitrogen dioksida di seluruh Tiongkok timur dan tengah lebih10-30% dari biasanya.
Selain Tiongkok, Korea Selatan juga mengalami penurunan kadar CO2. Negara ini sudah lama terpapar emisi tinggi dari armada besar pembangkit listrik tenaga batu bara dan wilayah industri yang dekat dengan Tiongkok. Menariknya, negara ini tidak menerapkan lockdown tetapi mereka lebih teliti melacak dan mengisolasi orang-orang yang diduga terinfeksi coronavirus.
Baca Juga: Perangi Virus Corona, Pep Guardiola Sumbangkan Dana Fantastis
Perubahan tingkat polusi juga terjadi di Italia utara. Sejak negara itu menerapkan lockdown sejak 9 Maret, level NO2 di Milan dan Italia utara telah menurun sebanyak 40%.