Jika Eksploitasi Alam Tak Berhenti, Pandemi Ganas Akan Sering Muncul

- 29 April 2020, 10:30 WIB
EKSPLOITASI yang merusak keseimbangan alam dan pemanasan global dituding sebagai penyebab pandemi akan sering terjadi.*
EKSPLOITASI yang merusak keseimbangan alam dan pemanasan global dituding sebagai penyebab pandemi akan sering terjadi.* /pixabay

"Merajalelanya pembabatan hutan, ekspansi pertanian yang tak terkendali, penanaman intensif, penambangan dan pembangunan infrastruktur, eksploitasi hewan liar, menciptakan 'badai sempurna' bagi penyebaran penyakit dari makhluk liar pada manusia.

"Ini sering terjadi di wilayah yang memiliki masyarakat rentan akan penyakit menular," tutur mereka.
Dewasa ini, para ilmuwan mendapati 85 persen lahan basah telah hancur oleh manusia.
Lebih dari sepertiga lahan dan air bersih di dunia dimanfaatkan untuk pertanian dan produksi bahan pangan.

"Ditambah lagi dengan perdagangan hewan liar dan ledakan jumlah transportasi udara secara global,
"Dan ini menjadi cukup jelas dengan adanya virus yang dahulu menyebar tanpa bahaya di tengah kelelawar di Asia Tenggara, kini telah menginfeksi 3 juta orang.

Baca Juga: Peduli, Etnis Tionghoa agar Selalu Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19

"Membawa manusia ke dalam penderitaan tak terkira dan berhentinya roda perekonomian maupun sosial masyarakat di seluruh dunia," tulis mereka.
"Ini adalah peran manusia dalam kedaruratan pandemi," imbuh mereka.

Sekali lagi mereka menegaskan bahwa COVID-19 hanyalah awal.

"Meskipun penyakit dari hewan telah menewaskan sekitar 700 ribu orang tiap tahun, potensi atas pandemi masa depan sangat besar," tegas para ilmuwan.

Baca Juga: Tiongkok Ancam Negara yang Menuduhnya Soal Asal Usul Covid-19

Sebagian besar hewan membawa virus yang tidak membuat mereka sakit, namun pandemi disebabkan meningkatnya jumlah interaksi langsung dengan hewan tersebut.

Sebagai solusinya, para pakar ini menyodorkan sebuah konsep bernama 'transformative change'.

Halaman:

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah