Perusahaan memberikan cap pada budak - termasuk wanita dan anak-anak - dengan inisial RAC di dada mereka.
Baca Juga: Ditemani Sang Istri ke RSKO, Vivick Tjangkung Beri Tanggapan
Berita ini sebelumnya telah tebit di pikiran-rakyat depok.com dengan judul Dirobohkan dan Dibuang ke Sungai oleh Demonstran, Patung Edward Colston di Inggris Jadi Tanda Tanya
Dipercaya bahwa Edward telah menjual sekitar 100.000 orang Afrika barat di Karibia dan Amerika antara tahun 1672 dan 1689. Melalui perusahaan inilah, Colston menghasilkan sebagian besar kekayaannya dan menggunakan keuntungan untuk beralih ke peminjaman uang.
Dia menjual sahamnya di perusahaan kepada William, Prince of Orange, pada tahun 1689.
Colston kemudian mulai mengembangkan reputasi sebagai filantropi yang menyumbang untuk kegiatan amal seperti sekolah dan rumah sakit di Bristol dan London.
Baca Juga: Jangan Suka Mengucap 'InsyaAllah', Anda Bisa Masuk Golongan Orang Munafik
Dia sempat bertugas sebagai anggota parlemen Tory untuk Bristol sebelum meninggal di Mortlake, Surrey pada 1721. Dia dimakamkan di Gereja All Saints di Bristol.
Filantropinya yakni bernama Colston telah meresap di Bristol. Selain patung, ada juga Colston's sebuah sekolah independen, Colston Hall sebuah Menara Colston, dan Jalan Colston.
Para aktivis telah berargumentasi bahwa selama bertahun-tahun, hubungan Edward dengan perbudakan sebagai bentuk kontribusinya terhadap kota harus dinilai kembali.