Meski ditetapkan sebagai masjid, Erdogan tetap menjamin bahwa Hagia Sophia akan terbuka untuk semua pengunjung, termasuk non-Muslim. "Pintu Hagia Sophia akan tetap terbuka untuk pengunjung dari seluruh dunia," tulis ajudan Erdogan, Fahrettin Altun dalam akun Twitter-nya.
Tempat yang menjadi daya tarik bagi wisatawan di seluruh dunia itu pertama kali dibangun sebagai gereja di zaman Kekaisaran Byzantium. Namun, bangunan tersebut diubah menjadi masjid setelah Sultan Muhammad al Fatih merebut Istanbul dari Kekaisaran Byzantium pada 1453.
Namun, pemerintahan Turki di bawah kepemimpinan mendiang Presiden Mustafa Kemal yang beraliran nasionalis-sekuler, bangunan tersebut kembali berubah status menjadi museum.
Keputusan Erdogan mendapat kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia, di antaranya Amerika Serikat dan Rusia. yang diketahui menjalin hubungan dekat dengan Turki dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Denny Siregar Ngemplang Kredit BRI pakai KTP Milik Opposite6890, Begini Kata Akun El Diablo
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko menyesali keputusan tersebut melalui sebuah pernyataan di Moskow pada Sabtu (11/7/2020). "Katedral itu berada di wilayah Turki. Tapi, tanpa pertanyaan lagi, itu [Hagia Sophia] adalah warisan semua orang," ujarnya.
Yunani juga dengan cepat mengutuk keputusan tersebut sebagai tindakan provokasi, diikuti dengan kekecewaan yang diungkapkan oleh Prancis.
Tak hanya itu, Dewan Gereja Dunia, yang mewakili 350 gereja di dunia, juga telah menuliskan pernyataan kekecewaan terhadap Erdogan atas keputusannya kembali memfungsikan Hagia Sophia sebagai masjid.***( Dicky Aditya/galamedianews)