Warga Muslim di Jepang Ditentang Kubur Jenazah, Khawatir Bisa Cemari Tanah dan Air

- 19 September 2020, 14:51 WIB
Ilustrasi Pemakaman.
Ilustrasi Pemakaman. /PIxabay/Michael Gaida/

RINGTIMES BANYUWANGI – Saat ini, muslim yang bermukim di sepanjang selatan Jepang tengah menunggu hasil pemungutan suara di Kota Hiji untuk mengetahui apakah mereka memiliki tempat untuk menguburkan jenazah.

Penduduk setempat mengklaim bahwa tradisi Muslim dalam menguburkan jenazah, dan bukan dikremasi dikhawatirkan bisa menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Mereka mengkhawatirkan terjadinya kontaminasi akan masuk ke dalam tanah dan mencemari sumber air yang digunakan sebagai irigasi tanaman dan air minum.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Pemakaman Warga Muslim di Jepang Ditentang Penduduk Sekitar, Dikhawatirkan Bisa Cemari Tanah dan Air

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Hal tersebut membuat pemimpin muslim di Kota Hiji mengatakan klaim itu sama sekali tidak berdasar dan masuk akal.

“Kami membangun masjid di Beppu sekitar 10 tahun yang lalu, dan segera setelah itu selesai kami memulai proyek berikutnya, menemukan tempat di mana umat Islam dapat dimakamkan sesuai dengan aturan agama kami,” kata Khan Muhammad Tahir Abbas, kepala Asosiasi Muslim Beppu, seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dari Pikiran-Rakyat.com dari SCMP.

“Kami ke Kantor Kota Beppu berkali-kali untuk menanyakan apa yang perlu kami lakukan dan mereka tidak pernah menolak permintaan kami untuk memiliki kuburan, tetapi mereka juga tidak pernah menerima kami,” tambahnya.

Dia juga mengatakan Asosiasi Muslim membeli sebidang tanah seluas 8.000 meter persegi di kota tetangga Hiji dengan tujuan membangun pemakaman khusus dengan 120 kuburan.

Baca Juga: Perbanyak 10 Amalan Harian di Bulan Safar, Agar Senantiasa Mendapat Ridho Allah

Abbas berasal dari Lahore, Pakistan tetapi ia kini tinggal di Jepang sejak tahun 2001. Dia juga seorang profesor teknologi di Ritsumeikan Asia Pacific University.

Diperkirakan ada 200.000 Muslim yang tinggal di seluruh Jepang, dengan sekitar 1.000 tinggal di prefektur Oita. Namun, meski masjid telah menjadi hal yang lumrah di banyak kota besar, ada penolakan di antara penduduk Jepang terhadap konsep pemakaman.

Di Jepang hanya ada 7 kuburan muslim, dan tidak ada di pulau Kyushu atau di timur laut Jepang, dengan begitu pihak keluarga yang berduka harus membawa jenazah dengan jarak yang jauh dan biaya mahal.

Beberapa dari 28.500 penduduk Hiji, telah menyatakan penentangan mereka dengan jelas.

Baca Juga: Limbah Masker Sekali Pakai Bisa Digunakan untuk Bersihkan Kloset, Begini Caranya

Orang-orang yang tinggal di dua distrik kota yang dekat dengan tanah yang dialokasikan untuk pemakaman menandatangani petisi yang menuntut agar permintaan tersebut ditolak, dan menyerahkannya ke kantor kota dan dewan lokal.

Seorang pejabat kota yang menangani masalah tersebut membenarkan bahwa pertemuan penduduk setempat telah diadakan untuk memberikan suara tentang masalah tersebut, dan penghitungan saat ini sedang dihitung.

Dia tidak dapat mengatakan kapan hasilnya akan diumumkan, tetapi akan dikomunikasikan terlebih dahulu kepada pengacara asosiasi.

“Ada sebagian masyarakat yang tidak menginginkan kuburan di sini. Mereka khawatir tentang kontaminasi dari tubuh yang masuk ke air yang mereka minum," kata pejabat itu.

Baca Juga: Ketahui Makna dan Arti yang Terkandung dalam Setiap Warna Bunga Lili

Namun, Abbas dari Asosiasi Muslim mengatakan ketakutan penduduk setempat itu tidak memiliki dasar.

“Kami telah mendengar keluhan tersebut sebelumnya dan kami telah diberitahu bahwa orang-orang khawatir kontaminasi akan mengalir ke danau sejauh 2 km yang digunakan untuk irigasi tanaman,” katanya.

"Kami telah mencoba menjelaskan kepada mereka bahwa orang-orang telah mengubur mayat selama ribuan tahun, tidak hanya di negara-negara Muslim tetapi juga di banyak bagian dunia lainnya dan tidak ada hal buruk yang terjadi," tambah Abbas.

Jepang pada masa lalu juga menguburkan jenazahnya, terbukti dalam beberapa bulan terakhir ditemukan kuburan yang luas di lokasi konstruksi dekat Stasiun Osaka, lengkap dengan ratusan jenazah yang belum dikremasi dikuburkan dalam posisi duduk.

Baca Juga: Hampir Kena Tipu Bocah SMP, Putra Jokowi, Kaesang Pangarep Malah Kerjai Balik Penipu

Abbas juga menunjukkan bahwa kuburan Kristen di mana mayat dikuburkan daripada dikremasi didirikan di dekat Kota Hiji, dan tidak ada protes dari penduduk setempat.

Abbas mengatakan mencoba meyakinkan dengan bukti ilmiah terkait ketakutan kontaminasi air dan tanah.

"Mereka benar-benar tidak mendengarkan. Mereka kebanyakan adalah orang tua dan mereka tidak suka perubahan,” katanya.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah