Kian Memanas, Australia Akui Negaranya Sedang ‘Berperang’ Melawan Tiongkok

- 9 Oktober 2020, 14:38 WIB
POTRET ilustrasi bendera Australia
POTRET ilustrasi bendera Australia /Pixabay/Linda72

RINGTIMES BANYUWANGI – Hubungan antara kedua negara Australia dan Tiongkok disebut sedang 'berperang' dan kini kian memanas.

Seorang senator di Australia memberikan tanggapan terkait hal tersebut dan mengklaim konflik berpotensi akan semakian memburuk.

Bahkan, Menteri Pertanian Australia, Joel Fitzgibbon ikut mengkritik karena pemerintahnya dianggap tidak berupaya memulihkan hubungan baik dengan Tiongkok.

Seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dari laman Express, Fitzgibbon juga mengkritik kebijakan Tiongkok yang disebut merugikan petani jelai di Australia. Ia mengaku bahwa Tiongkok hanya memberikan tarif 80 persen untuk setiap hasil panennya.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dngan judul Tensi Kian Memanas, Kementan Australia Akui Negaranya Sedang 'Berperang' Melawan Tiongkok

Baca Juga: Ini Dia Top Go-To Merchant Baru ShopeePay yang Bermanfaat untuk Kamu!

Tak berhenti disitu, dirinya juga mengecam terhadap penangguhan lima pabrik pengolahan daging merah.

Selain itu, Fitzgibbon mempertanyakan penyelidikan perdagangan anggur di Australia oleh pihak berwenang Tiongkok.

Fitzgibbon mengklaim Australia dan Tiongkok kini sedang dalam masa peperangan di bidang ekonomi.

"Kami berada dalam perang ekonomi dengan Tiongkok. Itu adalah kenyataan," ujar Fitzgibbon.

Baca Juga: Bintang Emon Dituding Jadi Provokator Pembakaran Pos Polisi, Tanggapannya Kocak

Menurutnya, hubungan kedua negara berpotensi menjadi lebih buruk jika Pemerintah Australia tidak segera mengambil langkah.

"Hubungan Australia-Tiongkok telah jatuh ke titik yang belum pernah terlihat sejak Lapangan Tiananmen, mungkin lebih buruk dari titik itu," ungkapnya.

Lebih lanjut Fitzgibbon menuturkan, dirinya mengecam diplomasi yang diberikan oleh pemerintah Australia.

Dia juga memperingatkan sikap dari beberapa pejabat, seperti mantan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull terhadap Partai Komunis Tiongkok.

Baca Juga: Terungkap Sosok Pencetus UU Cipta Kerja, Ternyata Bukan Orang Sembarangan

"Tidak ada bahasa perdamaian yang keluar dari pemerintahan ini, bahkan sikap mantan perdana menteri minggu lalu memperburuk suasana, ucapnya.

Fitzgibbon menganggap, pemerintah Australia tidak berupaya memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka yang membuat hubungan dengan Tiongkok memanas.

"Tidak ada tanda bahwa pemerintah Australia menganggap ini serius atau mengambil langkah apa pun untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya," tegasnya.

Dirinya menambahkan, pendekatan Australia ke Tiongkok hanya datang saat pertemuan negara-negara 'Quad' pada awal minggu ini.

Baca Juga: Beberapa Menit Menikah, Mempelai Pria Buang Istri ke Jurang Dihadapan Tamu Undangan

Pertemuan tersebut dilaksanakan pada Selasa, 6 Oktober 2020 lalu, dengan dihadiri Australia, Jepang, Amerika Serikat serta India untuk membahas konflik di kawasan Asia-Pasifik.

Sementara itu pada pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne meminta Tiongkok untuk merevisi klaim Laut China Selatan.

Payne bersikeras bahwa hal tersebut sangat bertentangan dengan hukum internasional yang sudah diberlakukan sejak awal.

Keempat negara itu pertama kali mengadakan pertemuan pada 2007 silam dan dipandang sebagai upaya untuk menegakkan kerja sama melawan Tiongkok.***(Sarah Nurul Fatia/Pikiran Rakyat)

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah