Ren Zhengfei Pendiri Besar Huawei Deklarasikan Perang dengan 'Barat'

9 Juni 2020, 14:20 WIB
PENDIRI Huawei, Ren Zhengfei.* /AFP/ Fabrice Coffrini/

RINGTIMES BANYUWAGI - Pendiri besar teknologi Huawei Ren Zhengfei mengatakan kepada semua karyawannya untuk menghancurkan saingan dan merintis jejak berdarah dalam pertempuran teknologi Tiongkok dengan supremasi global.

Ren memerintahkan para karyawannya di pusat untuk penelitian dan pengembangan Huawei, Hangzhou, Tiongkok pada tahun 2018 untuk belajar dari Google yang tak ada hentinya terus bergerak maju.

Menurut transkrip dari The Wall Street Journal, pernyataan tersebut diungkapkan dalam sebuah pidato pendiri Huawei sebulan setelah penangkapan putrinya di Kanada. 

Baca Juga: Teh Sehat, 5 Manfaat Salah Satunya Untuk Dapat Membakar Kalori

Putrinya yang bernama Meng Wanzhou ditangkap karena tuduhan Huawei menggunakan perusahaan kerang Hong Kong untuk menjual peralatan-peralatan ke Iran dan melanggar sanksi Amerika Serikat.

Pada Februari 2020, Ren juga mengatakan kepada karyawannya bahwa Huawei saat ini telah memasuki keadaan perang dengan barat dikarenakan menjadi pusat pertempuran teknologi antara Tiongkok dan AS.

Sebelumnya, Huawei diizinkan pemerintah Inggris untuk mengembangkan jaringan 5G meskipun hanya sebesar 30 persen.

Baca Juga: Peneliti Harvard Duga Virus Corona Menyebar di Tiongkok Sejak 2019

Namun, pihak AS terus mendesak sekutunya untuk membuang teknologi Huawei karena dianggap bisa bekerja sama dengan pemerintah Tiongkok dengan meretas sistem telekomunikasi.

Desakan AS tersebut membuat Inggris terdorong untuk menghapuskan teknologi Huawei di negaranya.

Huawei mengatakan bahwa perusahaannya independen tidak memata-matai pengguna dan menolak tudingan AS tersebut.

Baca Juga: Dikabarkan Jenazah Pasien Covid-19 Organ Tubuhnnya Diambil, Cek Fakta

Berita ini sebelumya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Pendiri Huawei Deklarasikan Perang dengan 'Barat'

Dikarenakan semakin banyaknya negara yang menggunakan teknologi Huawei untuk mengembangkan jaringan 5G, perusahaan ini kemudian diatur untuk didesentralisasi.

"Orang-orang yang ditugaskan di Pentagon mungkin tidak memiliki masa depan yang cerah, sementara orang-orang yang bekerja di lapangan mungkin dipromosikan lebih cepat," kata Ren Zhengfei, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail.

Konflik antara Inggris dan Tiongkok meningkat lagi setelah terungkapnya Inggris akan membentuk hubungan yang kuat dengan mitra intelijen Five Eyes.

Baca Juga: Paham Sesat Tritunggal Dalam RUU Haluan Ideologi Pancasila

Five Eyes sendiri merupakan aliansi intelijen yang terdiri atas ASInggris, Australia, Selandia Baru, dan Kanada.

Pembentukan hubungan kuat dengan Five Eyes dimaksudkan untuk mengakhiri ketergantungan teknologi asal Tiongkok itu.

Langkah ini diresmikan oleh Perdana Menteri Boris Johnson dan akan memberikan investasi besar-besaran ke daerah-daerah yang dikuasai Huawei.( Julkifli Sinuhaji)

Baca Juga: Dikabarkan Warga NU Dilarang Sekolah di Muhammadiyah, Simak Faktanya

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler