Dampak Meningkatnya Populasi Belalang di Banyuwangi Selatan, Banyak Tanaman Hancur

- 19 Januari 2021, 20:50 WIB
Jumlah populasi Belalang meningkat drastis.
Jumlah populasi Belalang meningkat drastis. /Pixabay/

Masyarakat disekitar hutan jati banyak yang berburu belalang dengan dalih dapat dikonsumsi dan juga dijual. Mujiono salah satu warga desa Temurejo mengungkapkan bahwa malam hari banyak yang berburu belalang.

Pemburu belalang tidak hanya dari warga sekitar, namun banyak juga dari desa lain yang ikut berburu. Kalau malam situasi hutan ibarat kota, karena banyaknya lampu-lampu senter dari para pemburu.

Baca Juga: Tarik Pande Pengrajin Besi Kondang di Kabat Banyuwangi, Icipi Orderan dari Jakarta

Sesuai yang dilansir Ringtimesbanyuwangi.com melalui reporter Jtv yang merupakan salah satu siaran televisi, menjelaskan bahwa hasil tangkapan belalang itu ada yang untuk dikonsumsi dan dijual.

Di sepanjang jalan raya dari arah desa Karetan dan Glagahahung banyak ibu-ibu menjajakan belalang. Banyak pengguna jalan yang berhenti untuk membeli belalang.

Sumiati warga desa Karetan akhir akhir ini tiap harinya bisa menjual 2000 belalang. Harga tiap 100 ekor belalang dibandrol harga Rp12.000. Dari hasil penjualan itu bisa untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.

Baca Juga: Alas Purwo Banyuwangi Jadi Sorotan Netizen, Keindahannya Sempat Trending di Twitter

Dengan munculnya belalang dengan populasi tinggi ada aspek positif dan negatif. Segi positifnya masyarakat bisa berburu untuk konsumsi dan dijual. Segi negatifnya banyak tanaman penduduk hancur daunnya.

Harsono salah satu warga mengatakan bahwa jagung dan kedelainya ada harapan tidak panen akibat dihancurkan belalang.

Akibat populasi belalang yang begitu banyak, warga juga menyemprotkan insektisida untuk mengurangi penyerangan pada tanaman.

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x