Tinggalkan Dunia Pertanian, Pengrajin Lidi di Desa Pakistaji Jadi Mentor Generasi Muda

- 20 Januari 2021, 21:15 WIB
Buang Muarif, salah seorang pengrajin anyaman lidi di desa Pakistaji, Banyuwangi.
Buang Muarif, salah seorang pengrajin anyaman lidi di desa Pakistaji, Banyuwangi. /M. Abdul Malik Efendi/Ringtimes Banyuwangi/

RINGTIMES BANYUWANGI – Kembangkan keterampilan dari seorang istri, pengrajin anyaman lidi di Desa Pakistaji Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi.

Ia merupakan salah satu pegiat UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang lebih senang mendidik anak-anak untuk membuat seni dan keterampilan dari lidi.

Buang Muarif merupakan warga asli Dusun Dadapan Desa Pakistaji yang dulunya seorang petani, dia menceritakan bahwa sebelumnya tidak ada sama sekali keterampilan dalam membuat anyaman lidi.

Baca Juga: ShopeePay Bagikan Lima Inspirasi Resolusi Tahun 2021

Berawal semenjak dia menikah dengan istrinya yang merupakan asli warga Desa Gintangan, sebuah Desa yang memang dikenal dengan kerajinan dan anyaman.

Dari keterampilan seorang istri tersebut, Buang Muarif atau yang akrab disapa Buang itu menceritakan bahwa dirinya lebih memilih mengelola dan mengembangkan potensi yang dimiliki istrinya.

Serta ia memutuskan untuk menjadi pengrajin dan pengepul lidi, dan meninggalkan aktivitas lamanya sebagai seorang petani.

Menariknya, Buang lebih senang mengajak anak-anak dari pada orang dewasa untuk membantunya memproduksi anyaman kerajinan lidi.

Baca Juga: Luar Biasa, Produk UMKM Gula Semut Desa Pakistaji Banyuwangi Penuhi Kebutuhan Ekspor

Berawal dengan mengajak keponakannya, kemudian banyak juga teman-temannya yang tertarik dan akhirnya juga ikut dididik dan dibina oleh Buang Muarif.

“Saya kadang juga sangat sayang kepada mereka yang aktivitasnya digunakan untuk hal-hal yang begitu positif, menanggapi hal tersebutlah, saya berinisiatif untuk istilahnya peduli kepada lingkungan. Akhirnya saya ajari lah mereka disini, alhamdulillah disini mereka ya bermain juga dapat penghasilan begitu,” jelas Buang Muarif kepada tim Ringtimesbanyuwangi.com pada Selasa, 19 Januari 2020.

Kurang lebih 15 tahun menjadi pengrajin lidi, merupakan pilihan profesi yang sampai saat ini ia tekuni.

Baca Juga: UMKM Roti di Desa Kabat Banyuwangi Terus Berinovasi di Tengah Pandemi

Setelah usahanya terus berkembang dan bisa dibilang cukup besar, kini hampir satu Desa orang tua mengarahkan anaknya kepada Buang Muarif untuk diberi pembelajaran dan binaan tentang keterampilan agar bisa produktif.

Meski konsumen yang mengambil hasil karya anak-anak binaan Buang Muarif masih mendominasi konsumen lokal, namun Buang juga tidak mau ketinggalan dengan teknologi, Buang juga kerap memposting hasil karyanya di media sosial. Dan sesekali dirinya juga menerima orderan dari luar kota.

Walaupun pada mulanya Buang bukanlah seorang pengrajin lidi, namun karena kreatifitas dan inovasinya yang terus diasah dan dikembangkan selama bertahun-tahun, banyak jenis kerajian lidi selain piring miliknya yang diminati masyarakat lokal maupun luar kota.

Baca Juga: Keripik Mangrove Produksi UMKM di Purwoharjo, Jadi Oleh-oleh Khas Wisata Banyuwangi

Bahkan Buang menyampaikan, karena kawatir tidak bisa mencukupi pasakon piring lidi, dirinya tidak begitu berani menggenjot kerajinan-kerajinan lidi jenis lain, lantaran kurangnya bahan baku yang didapatkan.

“Kalau jenis-jenisnya banyak, seperti tas lamaran, hiasan lampu, bahkan kursi-kursi saya ini anyamannya juga dari lidi, pokoknya tergantung pesenan lah. Cuman saya tidak berani memproduksi karena kendala kurang bahan baku, takutnya piringnya malah tidak produksi, kan begitu,” tutupnya.(PEN)***

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah