Tahukah Anda, Berhubungan Intim Merupakan Sedekah Mudah dengan Pahala Berlimpah

10 Oktober 2020, 18:30 WIB
Ilustrasi pernikahan. /Pexels/

RINGTIMES BANYUWANGI - Menjalin hubungan suami istri adalah anjuran yang telah ditetapkan oleh Allah SWT melalui Al-Quran. Selain itu, menikah juga telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Menjadi suami istri juga memiliki aturan, kewajiban, dan tujuan. Menikah juga memiliki banyak manfaat untuk kebaikan manusia dan juga keberlangsungan hidupnya.

Saat telah menikah, hawa nafsu dalam diri manusia telah dibebaskan untuk diluapkan kepada suami atau istrinya.

Tidak hanya mendapatkan kenikmatan, berhubungan intim antara suami dan istri adalah sedekah mudah dengan segala kebaikan yang diberi ganjaran serta pahala berlimpah.

Baca Juga: Setelah Pamer Unggahan Belajar UU Cipta Kerja, Krisdayanti Dikritik Netizen

Dari Abu Dzar Al-Ghifari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ »

"Hubungan badan antara kalian (dengan isteri atau hamba sahaya kalian) adalah sedekah. Para sahabat lantas ada yang bertanya pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?’

Beliau menjawab, ‘Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala.’" [1]

Dijelaskan oleh An-Nawawi rahimahullah, bahwa berhubungan intim atau jima’ antara suami dan istri memberikan keuntungan yang sangat banyak baik dunia maupun akhirat.

Di akhirat, suami dan istri akan mendapatkan pahala, sedangkan di dunia mendapatkan kebahagiaan dan berbagai kebaikan-kebaikan termasuk kebaikan kesehatan fisik dan psikologis. Beliau berkata,

اعلم أن شهوة الجماع شهوة أحبها الأنبياء و الصالحون, قالوا لما فيها من المصا لح الدينية و الدنيوية, و من غض البصر, و كسر الشهوة عن الزنا, و حصول النسل الذي تتم به عمارة الدنيا و تكثر به الأمة إلى يوم القيامة. قالوا: و سائر الشهوات يقسي تعاطيهم القلب, إلا هذه فإنها ترقق القلب

“Ketahuilah bahwa syahwat jima’ (yang halal) adalah syahwat yang disukai oleh para nabi dan orang-orang shalih.

Baca Juga: Akhirnya, 3 Kepala Daerah Minta Jokowi Keluarkan Perppu Cabut UU Ciptaker

Mereka berkata demikian karena padanya terdapat berbagai mashalat agama dan dunia berupa menundukkan pandangan, meredam syahwat dari zina dan memperoleh keturunan, yang dengannya menjadi sempurna bangunan dunia serta memperbanyak jumlah umat islam.

Mereka berkata juga bahwa semua syahwat bisa mengeraskan hati jika ditunaikan kecuali syahwat ini, karena bisa melembutkan hati.”[2]

Dari segi kesehatan, berhubungan intim memberikan beragam manfaat sebgai bentuk olah raga, latihan pernapasan, memperkuat tulang, dan otot.

Selain itu, berhubungn badan dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh, meredakan rasa nyeri, melindungi prostat dan mencegah kanker prostat, serta mengeluarkan hormon-hormon alami yang bermanfaat bagi tubuh.

Secara psikologis, jima’ atau berhububgan badan juga memberikan banyak manfaat seperti membuat pikiran menjadi fresh dan lebih bersemangat.

Ibnu ‘Uqail Al-Hambil berkata,

كنت إذا استغلقت على مسألة، دعوت زوجتي إلى الفراش,فإذا فرغت من أمرها قمت إلى قراطيس أصب العلم صبا. لأن الجماع يصفى الذهن ويقوى الفهم.

“Ketika aku terkunci (mentok) pada suatu permasalahan (ilmu), maka aku panggil istriku untuk berhubungan badan. Ketika aku selesai, maka aku ambil kertas dan aku tuangkan ilmu padanya (mulai menulis)”, karena jima’ dapat membersihkan fikiran dan menguatkan pemahaman.” [3]

Baca Juga: Dapatkan Bonus Kuota Internet Gratis 2 GB Telkomsel, Begini Caranya

Al-Junaid berkata,

✍???? وكان الجنيد يقول : أحتاج الى الجماع كماأحتاج الى القوت. فالزوجة على التحقيق قوت وسبب لطهارة القلب. ولذللك أمر رسول الله كل من وقع نظره على إمرأة فتاقت اليها نفسه ان يجامع أهله.

“Aku membutuhkan jima’ sebagaimana aku membutuhkan makanan. Istri itu hakikatnya adalah asupan badan dan menjadi sebab bersihnya hati. Oleh karena itu Rasulullah memerintahkan kepada setiap lelaki yang melihat perempuan lalu bersyahwat, maka Hendaknya ia menggauli istrinya.” [4]

Pria yang sudah menikah dapat menyalurkan hasrat syahwatnya kepada istrinya, akan memiliki pikiran yang tenang dan tentram serta produktif.

Hal inilah yang kemudian dimaksudkan dengan menyempurnakan setengah agama sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي

“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.”[5]

Menyempurnakan agama yang dimaksud adalah, seorang pria telah lebih terlindungi dari fitnah ujian syahwat dan zina, karena ia sudah menyalurkannya kepada yang halal, seorang wanita yang ia cintai yaitu istrinya.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Rp600 Ribu Tahap 5 Akan Masuki Gelombang Kedua, Cek Nama Anda

Al-Qurthubi menjelaskan maksud hadits,

“Siapa yang menikah berarti telah menyempurnakan setengah agamanya. Karena itu bertakwalah kepada Allah untuk setengah yang kedua.” Makna hadis ini bahwa nikah akan melindungi orang dari zina.

Sementara menjaga kehormatan dari zina termasuk salah satu yang mendapat jaminan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan surga. Beliau mengatakan, ‘Siapa yang dilindungi Allah dari dua bahaya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, yaitu dilindungi dari dampak buruk mulutnya dan kemaluannnya.’[6]

Begitulah sekiranya Allah SWT berfirman bahwa menikah adalah ladang pahala. Semua perbuatan baik begitu pula dengan berhubungan intim antara suami istri akan diberikan ganjaran yang berlimpah.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: muslim.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler