Kajian Islam tentang Seruan Ruh yang Baru Keluar dari Jasadnya

- 24 Agustus 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi Jenazah setelah ruh keluar dari jasad
Ilustrasi Jenazah setelah ruh keluar dari jasad /

RINGTIMES BANYUWANGI - Jika manusia yang masih hidup dapat mendengar seruan ruh yang baru keluar dari jasad kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, tentu kerabat tidak akan sanggup dengan hal tersebut.

Sebab, seruan tersebut berisi tentang bagaimana rintihan ruh setelah dicabut dari jasad.

Meski Rasulullah Saw telah menanggung separuh dari rasa sakit yang akan dialami umatnya, namun rintihan akibat dari rasa sakit semasa dicabut nyawa tidak dapat terelakkan.

Baca Juga: Cara Aktifkan Paket Belajar Telkomsel 10 GB Rp 10 untuk Zoom dan Google Classroom

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari kitab Daqoiqul Akhbar, Di dalam khobar yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah ra, ia mencabut 17 uban yang terdapat pada jenggot Rasulullah Saw dan berpikir bagaimana umat Islam tanpa Rasulullah Saw?

Kemudian ia menitikkan air mata ke atas pipi Rasulullah Saw dan membuatnya terbangun.

Kemudian terjadi tanya jawab dari keduanya, hingga pada sebuah pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh Siti Aisyah ra.

Baca Juga: Berikut Cara Dapatkan Kuota Belajar Telkomsel 10GB Rp10

Lalu Rasulullah SAW bertanya, "Wahai Ummul Mukminin, apa yang lebih berat daripada ini ?"

Aku pun menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui".

Rasulullah SAW pun menjawab, "Wahai Aisyah, sesungguhnya keadaan paling berat bagi mayit adalah ketika masuknya orang yang memandikannya ke dalam rumahnya untuk memandikannya, lalu dia (orang yang memandikan) mengeluarkan cincin jari telunjuk dari jari-jarinya (mayit), dia (orang yang memandikan) melepas pakaian pengantin dari badannya (mayit), dan dia (orang yang memandikan) melepas tiang para guru dan orang-orang ahli fiqih dari kepalanya (mayit) untuk memandikannya.
 
Ketika itulah ruhnya berseru dengan suara yang bisa didengar semua makhluk kecuali 'tsaqolain' (jin dan manusia) ketika ruh melihat dirinya dalam keadaan telanjang.
 
Si mayit berkata, "Wahai orang-orang yang memandikan, aku mohon kepadam, Demi Allah, untuk melepas pakaianku dengan halus karena sesungguhnya aku saat ini telah beristirahat dari (sakitnya) penarikan Malaikat Maut".

Dan tatkala dituangkan air kepadanya, ruh menjerit seperti itu sembari berkata, "Wahai orang-orang yang memandikan, Demi Allah, jangan tuangkan airmu yang panas dan jangan jadikan airmu panas dan tidak dingin. Karena sesungguhnya jasadku telah terbakar dari terlepasnya ruh".
 
Ketika mereka memandikannya, ruh berkata, "Demi Allah, wahai prang-orang yang memandikan, jangan menyentuhku dengan kuat karena sesunggunya jasadku terluka sebab keluarnya ruh".

Lalu tatkala selesai dari memandikannya, diletakkan kain kapannya, dan diikat di tempat kedua telapak kakinya, ruh memanggil-manggil kepada orang yang memandikan,
 
"Demi Allah wahai orang-orang yang memandikan, jangan mengikat kafan di kepalaku sampai aku melihat wajah keluarga, anak-anak, dan kerabat-kerabatku, karena sesungguhnya ini adalah akhir aku melihat mereka, aku di hari ini akan berpisah dengan mereka, dan aku tidak akan melihat mereka sampai hari kiamat".
Baca Juga: 5 Rekomendasi Dekorasi Dinding Unik Agar Ruanganmu Terlihat Cantik

Lalu tatkala mayit dikeluarkan dari rumahnya, dia memanggil-manggil, "Demi Allah wahai jamaahku, jangan kalian cepat-cepat membawaku sampai aku berpamitan pada rumahku, keluargaku, kerabat-kerabatku, dan hartaku".
 
Lalu dia memanggil-manggil, "Demi Allah wahai jama'ahku, aku telah meninggalkan istriku dalam keadaan menjanda maka jangan kalian menyakitinya, dan anak-anakku dalam keadaan yatim maka jangan kalian menyakiti mereka, karena sesungguhnya aku hari ini keluar dari rumahku dan tidak akan kembali kepada mereka selamanya".
 
Ketika jenazahnya diletakkan, dia berkata, "Wahai jamaahku, jangan kalian cepat-cepat sampai aku mendengar suara keluarga, anak-anakku, dan kerabat-kerabatku, karena sesungguhnya aku hari ini berpisah dengan mereka sampai hari kiamat".
 
Kemudian saat jenazahnya digotong dan para jamaah melangkah 3 langkah membawanya, ruhnya berkata,
"Wahai kekasih-kekasihku, wahai saudara-saudaraku, dan wahai anak-anakku, jangan sampai dunia menipu kalian sebagaimana dunia telah menipuku.
 
Jangan sampai waktu mempermainkan kalian sebagaimana waktu telah mempermainkanku.
 
Ambillah pelajaran dariku karena sesungguhnya aku telah meninggalkan harta yang telah aku kumpulkan untuk para pewarisku, sedangkan mereka tidak akan menanggung kesalahanku sedikit pun dan (menanggung) atas dunia yang mana Allah Yang Maha Luhur akan memperhitungkan amalku.
 
Dan kalian bersenang-senang dengannya (harta) maka jangan kalian meninggalkanku".
 
Saat jamaah menyalatinya, dan sebagian keluarga dan teman-temannya kembali dari tempat salat, dia berkata,
 
"Demi Allah wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya aku mengetahui bahwa wajah mayit lebih dingin daripada hawa/cuaca yang dingin di hati orang-orang yang hidup, tetapi jangan kalian kembali secepat ini". 
 
Ketika para jamaah meletakkannya di sekitar kuburnya, dia berkata, "Demi Allah wahai jamaah dan saudara-saudaraku, aku mendoakan kalian dan jangan kalian tidak mendoakanku"
 
Saat para jamaah meletakkanya di liang lahat, dia berkata, "Demi Allah wahai para pewarisku, tidaklah aku mengumpulkan harta yang banyak dari dunia kecuali aku meninggalkannya untuk kalian, maka ingatlah aku dengan memperbanyak kebaikan kalian (untuk dishodaqohkan kepadaku) dan aku telah mengajarkan kalian Al-Qur'an dan adab maka janganlah kalian lupa mendoakanku".***
 

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah