Sering Terjadi, Begini Hukumnya Jika Uang Kembali Diganti dengan Permen

- 4 Oktober 2020, 21:55 WIB
ILUSTRASI permen.*
ILUSTRASI permen.* /Pixabay/

Baca Juga: Ketahui Penyebab Kolesterol Tinggi, Berikut Kebiasaan yang Bisa Memicunya

وصح استبدال ولو فى صلح عن دين غير مثمن بغير دين كثمن فى الذمة ودين قرض واتلاف، اهـ (قوله وصح استبدال) بشرط ان يكون الاستبدال بإيجاب وقبول والا فلا يملك ما يأخذه قاله السبكى وهو ظاهر وبحث الاذرعى الصحة بناء على صحة المعاطاة اه

‘Sah (boleh) mengembalikan hutang dengan harta yang bukan hutangan (tunggakan, piutang murni atau piutang gantri rugi), meskipun berkaitan dengan akad Shuluh (perdamaian) piutang (yang bukan harga). Aqad seperti ini tentunya dengan beberapa persyaratan seperti Ijab dan Qabul.

Bila tidak melalui Ijab Qabul maka apa yang telah di ambil dari penggantian itu tidak dapat di miliki. Pendapat ini di kemukakan oleh Imam Assubki (pendapat yang dzohir), Tapi menurut Al Adzro’I hukumnya sah (meski tanpa Ijab Qabul), hal ini mengacu pada pendapat yang menyatakan transaksi dengan model mu’athoh itu hukumnya sah.’ (Hasyiyah al–Jamal Kuz III halaman 164).

والحاصل المعاطاة هى ان يتفق البائع والمشترى على الثمن والمثمن ثم يدفع البائع المثمن للمشترى وهو يدفع الثمن له سواء كان مع سكوتهما او مع وجود لفظ ايجاب او قبول من احدهما او مع وجود لفظ منهما لكن لا من الالفاظ المتقدمة، اه

Kesimpulannya: ‘Mu’athoh itu adalah kesepakatan antara penjual dengan pembeli mengenai harga dan barang jualan, kemudian penjual menyerahkan barang kepada musytari, sebaliknya musytari juga menyerahkan harga sesuai nominal yang telah di tentukan, baik keduanya sam-sama diam atau salah satunya saja, namun dengan kalimat yang tidak biasa berlaku untuk jual beli.’ (I’anatut Thalibin, Juz III halaman 4).***

Halaman:

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah