Waktu Terbaik Berhubungan Badan bagi Suami Istri Sesuai Sunnah dalam Islam

- 6 Oktober 2020, 20:16 WIB
ILUSTRASI pasangan suami istri.*
ILUSTRASI pasangan suami istri.* /Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI -  Menikah memiliki hukum sunah bagi yang mampu untuk pemeluk agama Islam. Namun pernikahan sejatinya bisa mendatangkan berbagai hajat baik dalam hidup seseorang.

Bagi pasangan suami istri sah tidak hanya memberikan kesenangan, kebahagiaan, dan keharmonisan rumah tangga saja, tetapi juga bagi siapa yang melaksanakannya akan mendapat pahala.

Berhubungan badan atau intim merupakan hal lumrah dalam suatu pernikahan di mana bertujuan untuk memenuhi hasrat biologis, selain itu juga berhubungan suami istri bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga dan bisa memiliki keturunan.

Terdapat sejumlah ketentuan atau sunnah yang dianjurkan bagi pasangan suami istri ketika berhubungan badan, salah satunya berkaitan tentang waktu terbaik yang dianjurkan oleh sunnah.

Baca Juga: Ini Dia Top Go-To Merchant Baru ShopeePay yang Bermanfaat untuk Kamu!

Seperti dilansir oleh ringtimesbanyuwangi.com dari berbagai sumber, seorang suami dianjurkan mendatangi istrinya ketika tidak sengaja melihat wanita dan dia terpikat dengannya.

Turmudzi 1158, Ibnu Hibban 5572, ad-Darimi dalam Sunannya 2261, dan yang lainnya. Sanad hadis ini dinilai shahih oleh Syuaib al-Arnauth

إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا أَقْبَلَتْ، أَقْبَلَتْ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً أَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا

Wanita itu, ketika dilihat seperti setan (punya kekuatan menggoda). Karena itu, jika ada lelaki melihat wanita yang membuatnya terpikat, hendaknya dia segera mendatangi istrinya. Karena apa yang ada pada istrinya juga ada pada wanita itu. (HR. Turmudzi 1158, Ibnu Hibban 5572, ad-Darimi dalam Sunannya 2261, dan yang lainnya. Sanad hadis ini dinilai shahih oleh Syuaib al-Arnauth).

Baca Juga: Dijamin Aman! Jenis Alat Kontrasepsi Paling Ampuh Mencegah Kehamilan

Berikut tiga waktu terbaik untuk melakukan hubungan badan bagi pasangan sah sesuai sunnah dalam agama Islam yakni di tiga waktu aurat, sebelum subuh, siang hari waktu dhuhur, dan setelah isya.

An-Nur: 58

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di waktu dzuhur dan sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga waktu aurat bagi kamu. tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. (QS. An-Nur: 58).

Baca Juga: Lakukan 3 Amalan Ini Niscaya Pintu Rezeki Akan Dibuka

Ibnu Katsir menyebutkan keterangan dari as-Sudi,

كان أناس من الصحابة، رضي الله عنهم، يحبون أن يُوَاقعوا نساءهم في هذه الساعات ليغتسلوا ثم يخرجوا إلى الصلاة، فأمرهم الله أن يأمروا المملوكين والغلمان ألا يدخلوا عليهم في تلك الساعات إلا بإذن

”Dulu para sahabat radhiyallahu ‘anhum, mereka terbiasa melakukan hubungan badan dengan istri mereka di tiga waktu tersebut. Kemudian mereka mandi dan berangkat shalat. Kemudian Allah perintahkan agar mereka mendidik para budak dan anak yang belum baligh, untuk tidak masuk ke kamar pribadi mereka di tiga waktu tersebut, tanpa izin. (Tafsir Ibn Katsir, 6/83).

HR. an-Nasai 1680 dan dishahihkan al-Albani

كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ ثُمَّ يَقُومُ، فَإِذَا كَانَ مِنَ السَّحَرِ أَوْتَرَ، ثُمَّ أَتَى فِرَاشَهُ، فَإِذَا كَانَ لَهُ حَاجَةٌ أَلَمَّ بِأَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ وَثَبَ، فَإِنْ كَانَ جُنُبًا أَفَاضَ عَلَيْهِ مِنَ الْمَاءِ، وَإِلَّا تَوَضَّأَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ

”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di awal malam, kemudian bangun tahajud. Jika sudah memasuki waktu sahur, beliau shalat witir. Kemudian kembali ke tempat tidur. Jika beliau ada keinginan, beliau mendatangi istrinya. Apabila beliau mendengar adzan, beliau langsung bangun. Jika dalam kondisi junub, beliau mandi besar. Jika tidak junub, beliau hanya berwudhu kemudian keluar menuju shalat jamaah. (HR. an-Nasai 1680 dan dishahihkan al-Albani)

Baca Juga: BMKG Berikan Saran bagi Masyarakat Terkait Potensi Tsunami di Selatan Jawa

Seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dari konsultasisyariah.com, berdasarkan keterangan A’isyah di atas, sebagian ulama lebih menganjurkan agar hubungan badan dilakukan di akhir malam, setelah tahajud, dengan berbagai pertimbangan.***

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x