Pandangan Islam Terkait Tradisi Rebo Wekasan dan Hukum Meyakininya

- 13 Oktober 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi doa/Pandangan Islam Terkait Tradisi Rebo Wekasan dan Hukum Meyakininya
Ilustrasi doa/Pandangan Islam Terkait Tradisi Rebo Wekasan dan Hukum Meyakininya //Pexels

RINGTIMES BANYUWANGI - Rabu Wekasan (Jawa: Rebo Wekasan) adalah tradisi ritual yang sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dll yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar.

Adapun tradisi ini dilakukan guna memohon perlindungan kepada Allah Swt dari berbagai macam malapetaka yang akan terjadi pada hari tersebut.

Bentuk ritual Rebo Wekasan ini meliputi empat hal;

(1) shalat tolak bala’

(2) berdoa dengan doa-doa khusus

(3) minum air jimat

(4) selamatan, sedekah, silaturrahin, dan berbuat baik kepada sesama.

Baca Juga: Cek Fakta, Penderita Asam Urat Dilarang Makan Emping

Seperti dilansir ringtimesbanyuwangi.com dari Umma.id, asal-usul tradisi ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi). Anjuran serupa juga terdapat pada kitab: ”Al-Jawahir Al-Khams” karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.

Dalam kitab-kitab tersebut disebutkan bahwa salah seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Shafar, Allah Swt menurunkan 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) macam bala’ dalam satu malam.

Oleh karena itu, beliau menyarankan Umat Islam untuk shalat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala’ tsb.

Baca Juga: Terkait UU Ciptaker, Jokowi Adakan Rapat Virtual dengan Para Gubernur

Tata-caranya adalah shalat 4 Rakaat. Setiap rakaat membaca surat al Fatihah dan Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas 1 kali. Kemudian setelah salam membaca doa khusus yang dibaca sebanyak 3 kali. Waktunya dilakukan pada pagi hari (waktu Dhuha).

PANDANGAN ISLAM

Untuk menyikapi masalah ini, kita perlu meninjau dari berbagai sudut pandang.

Pertama, rekomendasi sebagian ulama sufi (waliyullah) tersebut didasari pada ilham. Ilham adalah bisikan hati yang datangnya dari Allah (semacam “inspirasi” bagi masyarakat umum).

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: umma.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x