RINGTIMES BANYUWANGI – Pada 5 Maret 2021 lalu. Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sumatera Utara telah membuat heboh setelah penetapan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat.
Namanya semakin jelas dibincangkan publik setelah sebelumnya disebut-sebut sebagi otak dibalik pengkudetaan terhadap Partai Demokrat dan nama Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam keadaan ini, kemelut dalam Partai Demokrat semakin menjadi sorotan hingga mendapatkan banyak kritikan bahkan kecaman dari berbagi pihak yang menolak.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Memberi Solusi Krisis Air Bersih di NTT
Baca Juga: Moeldoko Terancam Dikirimi Santet Banten Hingga Diajak Duel, Iti Octavia Sampaikan Klarifikasi
Menanggapi hal tersebut, Ketum Asosiasi Pengusaha Pemula Seluruh Indonesia (Asoppsi), Ajeng menyebut bahwa organisasi masyarakat (ormas) Nahdlatul Ulama (NU) telah melakukan pergerakan untuk membantu menyelesaikan polemik KLB tersebut.
Menurutnya, terdapat sepuluh kyai besar dari NU Banyuwangi bekerjasama dengan DPC Partai Demokrat Banyuwangi untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat sebelum KLB tersebut disahkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
“10 kyai besar NU Bergabung ke Partai Demokrat Banyuwangi Demokrat akan selalu memperjuangkan kesejahteraan Masyarakat #KLBPalsu Kami Bersama AHY,” ujar Ajeng dari akun Twitter pribadinya, @ajeng_cute16 pada 9 Maret 2021.
Turut risau dengan polemik dalam Partai Demokrat, wanita yang kerap disapa Ajeng Cute dalam cuitannya di laman Twitter ini turut mengunggah sebuah foto yang menunjukkan kebersamaan antara NU Banyuwangi dengan Partai Demokrat Banyuwangi.
Baca Juga: Isu DPC Demokrat Terima Ancaman Intel, Anggota DPR: Suruh Pro KLB Jika Mau Aman
Lebih lanjut lagi, menanggapi kemelut dalam Partai Demokrat ini, Ketum Asosiasi Pengusaha Pemula Seluruh Indonesia (Asoppsi) merasa risau dan akan mendukung dan memperjuangkan nasib anggota Partai Demokrat bersama AHY
Foto tersebut diambil ketika acara Harlah Virtual NU Banyuwangi yang digelar dalam rangka memperingati Harlah NU ke-98.
Seperti yang pernah diterbitkan sebelumnya dalam Galamedia.com dengan artikel yang berjudul Ketum Asoppsi Sebut NU Telah Lakukan Pergerakan, Akankah KLB Demokrat Bernasib Sama dengan Investasi Miras?
Sebelumnya, masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan keberadaan Peraturan Presiden (perpres) yang mengizinkan investasi minuman keras (miras).
Perpres yang berisi tentang pelegalan produksi dan investasi miras tersebut tertuang dalam Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal yang diteken kepala negara pada 2 Februari 2021.
Baca Juga: Sindir Ma’ruf Amin yang Tak Tahu Menahu Soal Perpres Miras, Mardani Ali Sera Merasa Miris
Hingga pada akhirnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun langsung mencabut perpres tersebut, satu bulan setelah perpres tersebut disahkan yakni pada 2 Maret 2021.
Keputusan tersebut diambil Jokowi setelah mendengar masukan dari beberapa kelompok masyarakat, seperti ulama, MUI, NU, dan ormas lainnya.***(Dharma Anggara/Galamedia.com)