TWK Diduga Upaya Hancurkan KPK, Ferdinand: Mematikan Kaum Radikal Seperti Novel Baswedan

18 Mei 2021, 11:15 WIB
Ferdinand Hutahaean menyebut TWK bukanlah upaya untuk menghancurkan KPK, tetapi upaya untuk mematikan kaum radikal intoleran tak berwawasan kebangsaan seperti Novel Baswedan /Twitter/@KPK_RI/

RINGTIMES BANYUWANGI - Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan tanggapannya terkait Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

TWK diselenggarakan dengan tujuan untuk alih status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Mengalihan status ini sesuai dengan dengan Undang-Undang (UU) KPK Revisi terbaru.

Baca Juga: Isu Radikalisme Tutupi Kasus Korupsi Besar, Rocky Gerung: Penyidik KPK Harus Radikal

Dari hasil TWK, ada 75 pegawai KPK yang telah dinyatakan tidak lulus, termasuk penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Hal inilah sontak menggegerkan publik dan bertebaran berbagai isu yang menyentil nama KPK.

Ada pihak yang menyebut TWK dilakukan seolah-olah sebagai upaya untuk menghancurkan KPK dengan menyingkirkan pegawai-pegawai terbaiknya, salah satunya Novel Baswedan.

Baca Juga: Bela Hengkangnya Novel Baswedan, Ferdinand Hutahaean: Justru Jokowi Kembalikan Roh KPK

Novel Baswedan kerap melontarkan ungkapan kekesalannya terkait indikator yang berada pada TWK sebagai syarat alih status itu di media sosial.

Menurut keterangan Novel Baswedan, TWK merupakan upaya yang sengaja dilakukan untuk menyingkirkan pegawai KPK yang kritis dan berintegritas.

Bahkan Novel Baswedan turut mengatakan bahwa TWK adalah upaya terakhir yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk mematikan KPK.

Baca Juga: Kejanggalan di TWK KPK, Abdullah Hehamahua: Pertanyaannya Aneh!

Pernyataan Novel Baswedan inilah membuat publik heboh dan menuai berbagai tanggapan dari banyak pihak, tak terkecuali Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand Hutahaean menyebut pernyataan Novel Baswedan itu hanyalah asumsi pribadi belaka.

Hal ini disampaikan Ferdinand Hutahaean melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3.

Baca Juga: Abdullah Hehamahua Ungkap Dahsyatnya Seleksi Pegawai KPK, Berkaitan dengan politik DPR?

Ferdinand bahkan menyebut pernyataan Novel itu lebih mengarah kepada playing victim.

Tak tanggung-tanggung, Ferdinand mengatakan bahwa Novel tengah membuat drama kegalauannya karena tak lulus TWK.

Menurut Ferdinand, KPK justru akan menjadi lebih baik tanpa adanya Novel Baswedan sebagai pegawainya.

Baca Juga: Putri Gus Dur Murka kepada Pihak yang Dzalimi 75 Pegawai KPK Tak lolos TWK

"Ini hanya asumsi pribadi dan lebih kepada playing victim, drama kegalauan karena @KPK_RI justru akan lebih baik tanpa kehadiran Novel Baswedan," katanya, sebagaimana dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dalam cuitan akun @FerdinandHaean3 pada Selasa, 18 Mei 2021.

Lebih lanjut, Ferdinand mengatakan bahwa pernyataan Novel terkait TWK yang merupakan upaya mematikan KPK itu tidaklah benar.

Akan tetapi, Ferdinand menyebut TWK adalah upaya untuk mematikan pergerakan kaum radikal yang bercengkrama dengan KPK.

Baca Juga: 75 Pegawai KPK Dinonaktifkan, Teddy Gusnaidi: Mereka Gak Ada Gunanya

Ferdinand juga menyebut TWK juga upaya guna mematikan pihak yang intoleran berwawasan kebangsaan rendah.

Ferdinand melontarkan sindiran pedas itu dengan menyebut nama Novel Baswedan secara gamblang.

"Tidak benar TWK itu mematikan KPK tapi TWK memang mematikan pergerakan kaum radikal intoleran tak berwawasan kebangsaan sprt Novel," pungkasnya.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Tags

Terkini

Terpopuler