RINGTIMES BANYUWANGI - Sebuah kisah pilu datang dari kakek berusia 80 tahun asal Kabupaten Sukabumi yang harus tinggal sebatang kara di gubuk sempit serta lupuk miliknya.
Diketahui, kakek tersebut bernama Asik, berusia 80 tahun, dirinya tinggal seorang diri di sebuah gubuk di Kampung Kebon Kopi, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Selain hanya beralaskan tanah dan langit-langit gubuknya yang bolong, Asik diketahui sudah tidak bisa melihat lantaran mengidap penyakit katarak.
Baca Juga: PDP Covid-19 Konsumsi Lebih Banyak Protein Agar Imunitasnya Meningkat
Seperti kami kutip dari artikel berjudul Idap Penyakit Katarak Selama 7 Tahun, Seorang Kakek Hidup Sebatang Kara di Sebuah Gubuk
Seperti yang sudah diberitakan oleh mantrasukabumi.Pikiran-rakyat.com sebelumnya, Asik tinggal di gubuk yang berada di lahan milik anaknya.
Kondisi rumah anaknya yang sama-sama sempit membuat Asik tidak bisa tinggal bersama dengan mereka.
Untuk mengisi perut yang kosong, Asik mengaku bahwa dirinya selalu diberikan makan oleh sang anak, terkadang para tetangga yang tinggal di sekitar gubuk pun turut memberinya bantuan.
Baca Juga: Gugus Tugas Mendorong Masyarakat Supaya Memanfaatkan Keragaman Pangan
Menurut Asik, sudah 7 tahun dirinya mengidap penyakit katarak dan pada saat itu dia juga sempat berobat ke rumah sakit setempat.
"Penyakit katarak sudah 7 tahun," ujar Asik.
Namun, dikarenakan faktor ekonomi yang tak memadai, Asik tidak mampu membiayai perawatan rumah sakit.
Baca Juga: RI Minta Tiongkok Selidiki Terkait Pembuangan Jenazah ABK ke Laut
Hingga saat ini, Asik hanya mengandalkan obat dari warung jika rasa sakitnya mulai menyerang.
Asik mengatakan, hanya untuk berjemur di luar gubuk saja, kakek yang memiliki 4 orang anak ini harus meminta bantuan kepada anaknya atau tetangga sekitar.
Beruntung, tetangganya sangat peduli terhadap kondisi Asik yang serba kekurangan tersebut.
Baca Juga: Roy Kiyoshi Ditangkap?, Diduga Terlibat Kasus Penyalahgunaan Narkoba
Para tetangganya justru merasa iba dengan kondisi Asik saat ini, sehingga mereka selalu membantu kakek tersebut jika dia memerlukan sesuatu.(Penulis: Galih Ferdiansyah)