Dinilai Bisa Tangkal Corona, Petani Nanas di Riau Kebanjiran Pesanan

17 Mei 2020, 19:50 WIB
PETANI memanen buah nanas di sentra pertanian nanas di Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Minggu, 20 Oktober 2019. Menurut petani setempat, dalam sekali panen mereka mampu memanen sebanyak 15.000 buah dengan harga jual Rp1.500-Rp5.000 per buah yang diekspor hingga ke Dubai.* /ANTARA/

RINGTIMES BANYUWANGI – Ratusan petani nanas di Desa Penyengat, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, kebanjiran pesanan mencapai 55.000 ribu buah segar setiap pekannya selama pandemi Virus Corona.

Apo, seorang petani nanas di Desa Penyengat ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru mengatakan, angka itu meningkat 25 persen dibandingkan biasanya.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, mayoritas buah manis berair tersebut dikirim ke Jakarta, sementara sebagian lainnya untuk memenuhi pasar domestik Siak dan Pekanbaru.

Baca Juga: Bersama Keluarga Lebih Berisiko Covid-19? Berikut Penjelasannya

"Kami bersyukur penjualan dan produksi nanas tidak terhambat meski dalam situasi Covid-19, panen masih setiap hari dan pemasaran ke pasar induk juga lancar,” kata Apo yang juga merupakan Wakil Ketua Kelompok Tani Bina Tani Desa Penyengat, Minggu 17 Mei 2020.

Apo sendiri mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui pasti alasan peningkatan permintaan buah tropis yang dia dan ratusan petani lain budidayakan sejak 2013 silam itu.

Hanya saja, merujuk berbagai sumber buah nanas dipercaya menjadi salah satu buah yang mampu menangkal Corona.

Baca Juga: Jeff Bezos Diperkirakan Menjadi Triliuner Pertama Pada 2026.

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Dinilai Bisa Tangkal Virus Corona, Petani Nanas di Riau Banjir Pesanan hingga Mencapai 55 Ribu Buah

Nanas, kata Apo, disebut memiliki enzim protease yang secara alami dapat menangkal virus, baik dimakan sebagai buah segar maupun jus.

Selain dipercaya untuk melawan Corona, momen Ramadhan juga diakui Apo menyumbang peningkatan permintaan nanas.

Senada dengan Apo, petani lainnya Supriyadi mengatakan selama bulan puasa permintaan buah nanas meningkat dibandingkan sebelumnya.

Bahkan dia juga mengaku mampu mendapatkan keuntungan bersih lebih dari Rp10 juta.

Baca Juga: Setelah Tes Swab Satu Personel Polresta Padang Positif COVID-19  

"Para petani masih terus menanam dan memanen nanas seperti biasa. Kami beruntung bisa ikut program budi daya ini, karena masih bisa menghasilkan meski di tengah situasi COVID-19," ujar Supriyadi.

Supriyadi menjelaskan, buah nanas yang dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Penyengat merupakan jenis Nanas Ratu.

Menurutnya, nanas memiliki rasa yang khas dan lebih tahan lama dibanding jenis nanas lain.

Hal itu juga disebut Supriadi berdampak pada meningkatnya permintaan nanas dari Pulau Jawa.

Baca Juga: Pencairan Bantuan Sosial Tunai Dipercepat Oleh Kemensos  

Supriyadi menceritakan awalnya ia sempat ragu dengan program budi daya nanas di lahan tersebut. Ia khawatir dengan pemasaran dan perawatan nanas apalagi dalam jumlah besar.

Namun, ternyata mereka tidak berjalan sendiri, petani mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Siak dan swasta.

“Semoga budi daya nanas ini bisa terus berkembang dan mudah-mudahan akan ada juga industri pengolahan nanas yang bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat,” kata Bupati Siak Alfedri.(Penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Di Tengah PSBB Cimahi, Dua Pemuda Ini Kedapatan Bawa Obat Terlarang

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon

Tags

Terkini

Terpopuler